Ternyata, benda-benda seni yang menjadi pajangan itu juga tidak dibelinya. Kebanyakan, barang-barang tersebut adalah cinderamata yang diberikan kepada Daoed ketika masih menjabat menteri.
"Ya kalau waktu itu dikasih benda seni dari Asmat, itu yang dipajang di rumah. Kalau ada dari Dayak, itu juga yang dipajang di rumah. Enggak ada benda seni yang wah begitu," ujar Bambang.
Kesederhanaan yang ditunjukkan Daoed juga tertanam di keluarga.
"Anak cucu juga begitu. Kalau weekend, malas mau ke mal atau ke mana. Paling beli mie Jawa, lalu makan di rumah. Atau cucu beliau bikin mie Jawa, lalu makan rame -rame," kenang Bambang.
Baca: Daoed Joesoef di Mata Wapres Kalla...
Hanya saja, ketika Daoed mulai divonis mengidap penyakit jantung, acara makan-makan sederhana ini mulai dikurangi.
Makan tetap dilakukan bersama-sama, namun Daoed tidak menikmati mie Jawa lagi. Hanya buah-buahan dan puding yang dibuat khusus.
Kini Daoed telah berpulang ke pangkuan Ilahi. Kesederhanaan-kesederhanaannya pun menjadi warisan abadi. Terima kasih, Pak Daoed...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.