Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Survei Semakin Tinggi, Golkar Lebih Optimistis Hadapi 2019

Kompas.com - 25/01/2018, 07:50 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan, partainya kian optimistis menyambut Pemilu 2019.

Optimistis ini muncul karena berdasarkan survei Lingkaran Survei Indonesia yang dirilis pada Rabu (24/1/2018), elektabilitas Golkar mencapai 15,5 persen.

"Elektabilitas Partai Golkar kini telah mencapai 15.5 persen, lebih besar dari perolehan suaranya di Pemilu 2014 yaitu sebesar 14.75 persen," kata Ace melalui keterangan tertulis, Rabu malam.

Hasil itu juga melebihi elektabilitas Golkar pada Desember 2016, 13,8 persen.

Oleh karena itu, Ace menilai, Golkar mengalami tren positif dengan naiknya angka elektabilitas di bawah kepemimpinan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.

Baca juga: Survei LSI: PDI-P dan Golkar Akan Bersaing pada Pemilu 2019

Bagi Golkar, hasil survei ini akan menjadi modal berharga bagi kepengurusan baru Golkar untuk meraih target 18 persen suara.

Menurut Ace, target ini tak mustahil akan diraih.

Ia menyebutkan, kepengurusan baru DPP Partai Golkar kini difokuskan kepada tiga strategi utama.

Pertama, memenangkan Pilkada di 171 daerah. Proses Pilkada ini akan dimanfaatkan Golkar untuk memanaskan mesin partai dalam menghadapi Pemilu Legislatif dan Pilpres 2019.

Baca : Survei LSI: 5 Partai di DPR Terancam Tak Punya Kursi Lagi

Kedua, meraih simpati masyarakat dengan menawarkan program-program ekonomi yang menyentuh hajat mendasar masyarakat yaitu harga sembako murah dan terjangkau, serta penciptaan lapangan kerja serta tersedianya hunian rumah bagi masyarakat.

Ketiga, mendukung kebijakan pemerintahan Jokowi agar berhasil hingga tahun 2019 dan terpilih kembali untuk dua periode.

"Dengan mendukung Pak Jokowi dengan prestasi pemerintahan yang sukses tentu memiliki efek elektoral bagi Partai Golkar. Dengan fokus pada ketiga strategi tersebut, kami Partai Golkar akan semakin optimistis untuk menghadapi Pemilu 2019 nanti," lanjut dia.

Survei LSI

Survei Lingkaran Survei Indonesia ( LSI) Januari 2018 menunjukkan, hanya dua partai politik yang memilki elektabilitas lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan suara Pemilu Legislatif 2014.

Dua partai itu adalah PDI Perjuangan dan Partai Golkar.

"Kemungkinan tren persaingan ini akan terus berlanjut sampai Pemilu Legislatif 2019 digelar satu tahun dari sekarang," kata peneliti LSI, Rully Akbar, saat merilis hasil surveinya di kantor LSI, Jakarta, Rabu (24/1/2018).

Baca juga: Survei LSI: Gerindra Menguat jika Prabowo Nyapres

PDI-P, berdasarkan survei LSI, memperoleh suara 22,2 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan suara partai banteng pada Pemilu Legislatif 2014 sebesar 18,95 persen.

Sementara, Partai Golkar memperoleh 15,5 persen suara di survei LSI. Angka ini lebih tinggi dari perolehan suara partai beringin di Pemilu Legislatif 2014 lalu, yakni 14,75 persen.

Adapun, partai lain cenderung stagnan, bahkan turun, jika dibandingkan hasil Pemilu 2014.

Kompas TV Presiden Joko Widodo menambah satu kursi lagi di kabinet untuk Partai Golkar. Jokowi juga mempertahankan Airlangga Hartarto sebagai Menteri Perindustrian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com