Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Romy Tegaskan Kepala Daerah yang Diusung PPP Harus Anti Politik Uang

Kompas.com - 05/01/2018, 23:27 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy mengatakan bahwa politik uang merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi dalam Pilkada serentak maupun pemilihan umum lain.

Saat ini, bukan rahasia lagi bahwa suara bisa diperjualbelikan. Bahkan, satu suara bisa dihargai Rp 1 juta.

"Di sini, banyak calon kepala daerah yang meneruskan amanah, harus mengeluarkan uang yang begitu besar untuk mendapatkan kekuasaan," ujar Romy dalam sambutannya di acara hari lahir ke-45 PPP di kantor DPP PPP, Jakarta, Jumat (5/1/2018).

Sayangnya, kata Romy, kesadaran demokrasi di daerah belum menyeluruh.

Bahkan, di daerah pemilihannya, dengan polosnya warga mengaku memilih calon kepala daerah jika ada uang yang dibagi-bagikan.

(Baca juga : PPP Ancam Tarik Dukungan jika Ridwan Kamil Pilih Anton Charliyan)

 

Romy menyayangkan adanya kepala daerah yang untuk mendapatkan amanah dari rakyat rela mengeluarkan uang hingga ratusan miliar rupiah.

"Maka pusaran korupsi tidak akan pernah selesai, tidak akan pernah berhenti," kata Romy.

Romy mengutip penelitian Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam disertasinya, bahwa Indonesia berada di posisi kedua negara di dunia dengan praktik politik uang tertinggi setelah Uganda.

Sebagian responden mengaku mendapatkan multiple payment. Artinya, warga menerima uang dari beberapa calon kepala daerah sekaligus.

Romy menegaskan bahwa kader PPP, terutama yang mencalonkan diri sebagai kepala daerah, harus menghapus praktik tersebut.

"PPP harus menjadi bagian untuk mengoreksi jalannya demokrasi yang rusak," kata Romy.

"Kita harus meluruskan, kembalikan rel demokrasi Indonesia kepada rel yang diinginkan pendiri bangsa," kata Romy.

Romy mengatakan, integritas dan spiritualitas menjadi hal utama yang dicari dalam pribadi pemimpin. Dua nilai tersebut harus tertanam dalam calon yang diusung PPP.

"Kalau orangnya mental korup, selamanya dia korup. Karena mental itu bawaan," kata Romy.

Kompas TV DPW Partai Persatuan Pembangunan Jawa Barat mengancam mencabut dukungan untuk Ridwan Kamil di Pilkada Jawa Barat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com