Sebagaimana yang juga dilakukan oleh Kasubag Program Bagian Perencanaan Polres Karangasem AKP Ni Nengah Artini dan tim polwan. Ia berkeliling dari satu pengungsian ke pengungsian lain untuk menghibur anak-anak di sana.
"Sekecil apapun halamannya, bisa kami manfaatkan. Yang penting anak-anak bisa bermain," ujar Artini.
(Baca juga : Pariwisata Bali Lesu akibat Erupsi Gunung Agung, Pengusaha Surati Presiden)
Permainan yang dimainkan sederhana saja, seperti ular naga, joget bola, membuat lingkaran besar dan berputar, menyanyi bersama, hingga kejar-kejaran.
Artini dan polwan lainnya berupaya agar bisa membuat anak-anak tersebut kembali ceria dan tidak merasa kebahagiaannya terenggut karena bencana.
"Intinya anak anak melupakan sejenak kejenuhan di tempat ini. Kan diajak main pasti lupa mereka. Supaya tidak larut dalam kesedihan," kata Artini.
Tak lupa berdoa
Hidup dalam kesusahan tak membuat para pengungsi lalai menjalankan ibadah. Mereka berdoa agar bencana ini segera berlalu.
Sebelum bermain, kata Artini, dirinya mengajak anak-anak untuk berdoa agar kehidupan mereka kembali normal.
Di GOR Swecapura, Klungkung, sejumlah pengungsi beragama Hindu mendatangi pura kecil di sekitar sana. Jadwal beribadah mereka pada pagi dan sore hari.
Salah satu yang beribadah yakni Ni Luh Putu Septiani (10) bersama kawan-kawannya.
"Minta selamat biar gunung tidak meletus," kata Septiani usai beribadah.
Septiani kini duduk di kelas 4 Sekolah Dasar. Ia juga berdoa agar dirinya naik kelas.