Di pengungsian lainnya, tepatnya di Banjar Bugbug, Karangasem, Kadek Setiawati juga merasa kondisinya baik-baik saja selama di pengungsian.
Bahkan, ia masih bisa meneruskan pekerjaannya sebagai penganyam kerajinan ate untuk dijadikan tempat tissu. Sekaligus, mengatasi kejenuhannya selama berminggu-minggu pengungsian.
"Sudah nganyam sejak sebelum ngungsi, kesehariannya itu," kata Kadek.
Hiburan untuk pengungsi
Tak hanya makanan dan obat-obatan yang disediakan untuk para pengungsi. Kepolisian di tempat bencana juga mengerahkan bantuan berupa hiburan agar warga yang jauh dari rumah tidak merasa jenuh.
Salah satunya dengan memasang layar besar dan menampilkan video klip ataupun film. Di pengungsian Banjar Bugbug, Polres Karangasem juga memutarkan video penampilan bondres, semacam pertunjukan ketoprak, namun khas Bali.
"Hiburan yang dibawakan banyak bercanda, lucu, diharapkan dapat mempengaruhi psikologis segingga bisa mengurangi rasa sedih pengungsi," kata Aipda Eko Waluyo, anggota Satuan Pembinaan Masyarakat Polrea Karangasem.
(Baca juga : Cara Polisi Hibur Anak-anak di Pos Pengungsian Gunung Agung)
Tak hanya membuat mereka kembali ceria, hiburan tersebut sekaligus penyembuh trauma. Eko mengakui tempat pengungsian pasti membuat warga jenuh. Oleh karena itu, para pengungsi membutuhkan hiburan sebagai dampak psikologis.
Untuk orang dewasa, kepolisian bekerjasama dengan relawan atau yayasan untuk mengecek kondisi psikologis pengungsi.
Yayasan tersebut memberikan pelayanan konsultasi dan mengorek keluh kesah mereka selama di pengungsian.
Sementara itu, anak-anak dihibur dengan berbagai permainan interaktif.