JAKARTA, KOMPAS.com — Karakter integritas dinilai masih menjadi pekerjaan rumah di sekolah-sekolah.
Hal tersebut disampaikan Staf Ahli Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ananto Seto Kusumo di acara peluncuran buku berjudul Mengajar untuk Perubahan di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta, Selasa (5/12/2017).
"Di sekolah-sekolah urusan integritas jadi PR yang luar biasa," kata Ananto.
Ananto berharap buku Mengajar untuk Perubahan ini bisa menginspirasi guru-guru untuk menghadapi anak didik zaman sekarang yang menurut dia ada yang "terpapar polusi" integritas.
Dia menyatakan, sebenarnya yang mesti bertanggung jawab ketika anak menjadi tidak berintegritas adalah "dua guru besarnya". Dua guru besar anak itu adalah orangtua dan guru sekolah.
Dari sisi orangtua, menurut dia, bisa jadi orangtua zaman sekarang tidak punya bekal untuk mengantar anaknya bagaimana menjadi manusia yang berintegritas.
Karena kesibukan pekerjaan, orangtua hanya sepenuhnya menyerahkan urusan pendidikan anak kepada sekolah.
"Karena orangtua sekarang pergi pagi, apalagi di Jakarta, pukul 5 pagi sudah pergi. Anak itu (akhirnya) urusan sekolah, bukan saya, dengan membayar, dititipkan, enggak bisa (begitu)," ujar Ananto.
Dari sisi guru, lanjut dia, PR besar Kemendikbud ialah meningkatkan kualitas para guru. Pihaknya menyatakan tak akan lelah dalam hal tersebut.
"Jadi, intinya bagaimana kita menciptakan guru zaman now karena yang dididik juga anak zaman now," ujar Ananto.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.