Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Kehadiran Para Wakil Rakyat "Dihargai" Miliaran Rupiah...

Kompas.com - 30/11/2017, 08:49 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis


"Ini saya kira sebuah kekonyolan atau dagelan paling aneh. Orang disogok untuk melakukan apa yang sesungguhnya menjadi tugas atau kewenangannya," lanjut dia.

Menurut dia, operasi tangkap tangan (OTT) KPK seakan mengonfirmasi bahwa APBD masih menjadi titik rawan korupsi di daerah.

Selain itu, mengungkap adanya upaya dari DPRD, pemerintah daerah, dan pengusaha untuk mendapatkan jatah dari anggaran.

Lucius mengatakan, dugaan suap itu menunjukkan ada "permainan" selama proses pembahasan yang tidak memuaskan salah satu pihak, yakni antara DPRD dan pemerintah daerah.

Baca: KPK Telusuri Keterlibatan Gubernur Zumi Zola dalam Suap APBD Jambi

Permainan itu diduga sudah diketahui bersama sehingga muncul ketidakpuasan yang berujung pada rencana boikot persidangan oleh sejumlah anggota DPRD.

Oleh karena itu, pemerintah daerah harus menyuap agar para wakil rakyat hadir saat pengesahan R-APBD.

"Suap agar menghadiri persidangan saya kira hanya salah satu bentuk penyimpangan lain dari penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam proses pembahasan anggaran," kata Lucius. 

Apalagi, KPK menduga ada keterlibatan pengusaha yang diduga mendapatkan jatah proyek dari APBD tersebut.

Baca: KPK Tetapkan Sekda, Kadis PU, dan Anggota DPRD Jambi sebagai Tersangka
 
Lucius mengungkapkan, modus persekongkolan antara DPRD, pemerintah, dan pengusaha di daerah selama ini kerap terjadi. Persekongkolan itu membuat daerah tak pernah maksimal menikmati hasil pembangunan dari APBD mereka.

Menurut dia, sebagian besar anggaran disedot oleh tiga kelompok tersebut melalui proyek yang sejak awal sudah diatur pembagiannya. 

Selain itu, kata Lucius, ada pula anggota DPRD yang merupakan pengusaha dan mengerjakan proyek yang dibiayai APBD. Biasanya, mereka menggunakan modus nama orang lain untuk menyembunyikannya dari publik.

"Saya kira apa yang terjadi di Jambi hampir terjadi di semua daerah. Maraknya praktiek ini karena korupsi sudah sebegitu sistemiknya berakar pada institusi-institusi daerah. Mereka sungguh menikmati minimnya kontrol masyarakat atas proses pembahasan anggaran," ujar Lucius. 

Kompas TV Komisi Pemberantasan Korupsi membawa 4 dari 10 orang yang ditangkap dalam operasi tangkap tangan di Jambi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Bantah Minta Rp 200 Juta untuk Renovasi Kamar, Anak SYL: Enggak Pernah Terima Angka Segitu Fantastis

Bantah Minta Rp 200 Juta untuk Renovasi Kamar, Anak SYL: Enggak Pernah Terima Angka Segitu Fantastis

Nasional
Akui Minta Rp 111 Juta untuk Aksesoris Mobil, Anak SYL: Saya Ditawari

Akui Minta Rp 111 Juta untuk Aksesoris Mobil, Anak SYL: Saya Ditawari

Nasional
Saksi Ungkap soal Grup WhatsApp Bernama 'Saya Ganti Kalian' di Era SYL

Saksi Ungkap soal Grup WhatsApp Bernama "Saya Ganti Kalian" di Era SYL

Nasional
Jokowi Bakal Tinjau Langsung Pengelolaan Blok Rokan Pekan Ini

Jokowi Bakal Tinjau Langsung Pengelolaan Blok Rokan Pekan Ini

Nasional
Soal Jampidsus Dikuntit Densus 88, Anggota Komisi III DPR: Tak Mungkin Perintah Institusi

Soal Jampidsus Dikuntit Densus 88, Anggota Komisi III DPR: Tak Mungkin Perintah Institusi

Nasional
SYL Disebut Pernah Perintahkan Kirimkan Bunga dan Kue Ulang Tahun untuk Pedangdut Nayunda Nabila

SYL Disebut Pernah Perintahkan Kirimkan Bunga dan Kue Ulang Tahun untuk Pedangdut Nayunda Nabila

Nasional
UKT Batal Naik, Stafsus Jokowi Dorong Dasar Hukumnya Segera Dicabut

UKT Batal Naik, Stafsus Jokowi Dorong Dasar Hukumnya Segera Dicabut

Nasional
Pemilu 2024, Menghasilkan Apa?

Pemilu 2024, Menghasilkan Apa?

Nasional
20 Tahun Perkara yang Ditangani KPK Terancam Tidak Sah gara-gara Putusan Gazalba Saleh

20 Tahun Perkara yang Ditangani KPK Terancam Tidak Sah gara-gara Putusan Gazalba Saleh

Nasional
Ditawari oleh Anak SYL, Wambendum Nasdem Akui Terima Honor Rp 31 Juta Saat Jadi Stafsus Mentan

Ditawari oleh Anak SYL, Wambendum Nasdem Akui Terima Honor Rp 31 Juta Saat Jadi Stafsus Mentan

Nasional
Di Sidang SYL, Partai Nasdem Disebut Bagikan 6.800 Paket Sembako Pakai Uang Kementan

Di Sidang SYL, Partai Nasdem Disebut Bagikan 6.800 Paket Sembako Pakai Uang Kementan

Nasional
Narkopolitik, Upaya Caleg PKS Lolos Jadi Anggota Dewan di Aceh Tamiang

Narkopolitik, Upaya Caleg PKS Lolos Jadi Anggota Dewan di Aceh Tamiang

Nasional
Cucu SYL Bantah Pakai Uang Kementan untuk Biayai Perawatan Kecantikan, tapi...

Cucu SYL Bantah Pakai Uang Kementan untuk Biayai Perawatan Kecantikan, tapi...

Nasional
Ahmad Sahroni Disebut Kembalikan Uang Kementan Rp 820 Juta untuk NasDem Usai Diminta KPK

Ahmad Sahroni Disebut Kembalikan Uang Kementan Rp 820 Juta untuk NasDem Usai Diminta KPK

Nasional
Anak SYL Akui Terbiasa Terima Fasilitas Tiket Pesawat dari Kementan, Hakim: Tahu Tidak Itu Kebiasaan Buruk?

Anak SYL Akui Terbiasa Terima Fasilitas Tiket Pesawat dari Kementan, Hakim: Tahu Tidak Itu Kebiasaan Buruk?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com