Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Akan Luruskan Informasi Simpang Siur soal Pembebasan Sandera

Kompas.com - 20/11/2017, 20:20 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan, banyak informasi simpang siur yang beredar di media sosial mengenai upaya pembebasan sandera di Mimika, Papua.

Menurut dia, pemerintah perlu meluruskan informasi dan spekulasi masyarakat yang tidak benar dan negatif soal itu.

Pelurusan opini tersebut akan dilakukan dalam suatu operasi bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika.

"Oleh karena itu, Menkominfo kami berikan suatu tugas untuk mempelopori bagaimana kita meluruskan opini negatif, baik dari dalam negeri maupun yang di luar negeri," ujar Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (20/11/2017).

Baca: Detik-detik Menegangkan Operasi Senyap Kopassus dan Kostrad Bebaskan Sandera di Papua

Wiranto mengatakan, sejumlah opini yang berkembang justru menyudutkan aparat keamanan dalam pembebasan sandera.

Warga yang diisolasi oleh kelompok kriminal bersenjata dievakuasi dari Kampung Kimberly, Kampung Banti, menuju Tembagapura, dengan pengawalan ketat personel TNI dan Polri pada Jumat (17/11/2017) sekitar pukul 11.00 WIT.  Humas Polda Papua Warga yang diisolasi oleh kelompok kriminal bersenjata dievakuasi dari Kampung Kimberly, Kampung Banti, menuju Tembagapura, dengan pengawalan ketat personel TNI dan Polri pada Jumat (17/11/2017) sekitar pukul 11.00 WIT.
TNI dan Brimob Polri dianggap represif karena dinilai dengan mudahnya melepaskan tembakan ke kelompok kriminal separatis bersenjata.

Informasi tersebut, kata dia, akan menimbulkan kebencian masyarakat terhadap aparat.

"Ini tentu akan kami lawan lewat operasi opini dengan memberikan penjelasan yang benar ke masyarakat dan dunia internasional," kata Wiranto.

Wiranto mengatakan, jangan lagi ada masyarakat yang menganggap tindakan petugas satgas gabungan merupakan bentuk kesewenang-wenangan, kebrutalan, dan ketidakadilan.

Baca juga : Selain Merampas Harta, Kelompok Kriminal di Papua Juga Perkosa Korban

Hal tersebut dilakukan semata-mata demi menyelamatkan sandera yang jumlahnya lebih banyak daripada anggota kelompok tersebut.

Pemerintah, kata Wiranto, sangat serius membangun Papua dan Papua Barat.

Warga yang diisolasi oleh kelompok kriminal bersenjata dievakuasi dari Kampung Kimberly, Kampung Banti, menuju Tembagapura, dengan pengawalan ketat personel TNI dan Polri pada Jumat (17/11/2017) sekitar pukul 11.00 WIT.  Humas Polda Papua Warga yang diisolasi oleh kelompok kriminal bersenjata dievakuasi dari Kampung Kimberly, Kampung Banti, menuju Tembagapura, dengan pengawalan ketat personel TNI dan Polri pada Jumat (17/11/2017) sekitar pukul 11.00 WIT.
Presiden Joko Widodo mengarahkan bahwa infrastruktur di Indonesia harus dibangun dari wilayah terluar, yakni Papua.

Pembangunan wilayah perbatasan dianggap berhasil karena adanya pemerataan ekonomi.

"Itu kadang tertutup opini lain yang negatif tentang pemerintah bagaimana memperlakukan Papua. Ini yg saya katakan perlu ada keseimbangan opini yang objektif, opini yamg realitasnya betul-betul ada di sana," kata Wiranto.

Secara terpisah, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, banyak keberhasilan di Papua yang tertutup dengan pemberitaaan negatif di media sosial.

Hal ini membuat upaya pemerintah untuk membangun dari pinggir ituseolah tidak nyata.

Saat ini, pihaknya berupaya mengkomunikasikan pembangunan Papua dengan sosialisasi yang lebih luas untuk melawan pemberitaan negatif itu.

"Operasi itu berbagai cara. Medianya, mau cetak, media elektronik, media online dan sosial. Kita menyeimbangkan," kata Rudiantara.

Kompas TV TNI menyerahkan status keamanan 3 desa yang sempat dikuasai kelompok kriminal bersenjata di Mimika, Papua pada kepolisian.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com