Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koruptor di Indonesia, dari yang Paling Bodoh hingga Cukup Kreatif

Kompas.com - 04/11/2017, 17:55 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koruptor di Indonesia ternyata dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat kecerdasan. Hal tersebut diketahui melalui transkrip percakapan yang terekam dalam penyadapan yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Koruptor di Indonesia orang yang bodoh, ngomongnya plain semua. Kalau dia pintar seharusnya enggak ketangkap dong," kata Wakil Ketua KPK Saut Situmorang dalam diskusi bedah buku Metamorfosis Sandi Komunikasi Korupsi di Gedung KPK Jakarta, Sabtu (4/11/2017).

Menurut Saut, beberapa kata-kata sandi untuk menyamarkan suap yang digunakan koruptor, terkadang sangat mudah dipahami. Apalagi, bahasa yang digunakan sangat kaku dan sederhana.

Baca juga : Anggota Banggar DPR Gunakan Istilah Santri dalam Korupsi Al Quran

"Ada yang niat jahatnya langsung ketahuan. Terkadang insidentil. Mau bilang rambutan, tapi sebenarnya mangga. Jadi yang seperti itu masih gampang dipahami," kata Saut.


Meski demikian, dari sekian banyak sadapan yang pernah dilakukan KPK, ada koruptor yang membuat kata sandi dengan begitu kreatif.

Sabir Laluhu, penulis buku tentang sandi komunikasi korupsi mengatakan, kata sandi untuk penyamaran bisa menggunakan istilah apapun, atau tidak terbatas.

Baca juga : Panitera PN Jaksel Gunakan Istilah Sapi dan Kambing untuk Samarkan Suap

Menurut Sabir, yang terpenting ada kesepahaman dan kesepakatan di antara dua orang yang sedang berkomunikasi. Misalnya, dua orang yang berkomunikasi menggunakan istilah yang dekat dengan lingkungan mereka.

"Misalnya kasus korupsi mantan Presiden PKS. Mereka gunakan bahasa Arab, karena keduanya memiliki latar belakang pendidikan atau lingkungan yang sama," kata Sabir.


Kompas TV Dalam persidangan Jaksa KPK memperdengarkan rekaman pembicaraan Johannes Marliem dan Anang Sugiana Sudihardjo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerindra Usung Andra Soni-Dimyati Natakusumah Maju Pilkada Banten

Gerindra Usung Andra Soni-Dimyati Natakusumah Maju Pilkada Banten

Nasional
KPU: Cagub-Cawagub Usia 30 Tahun, Cabup-Cawabup 25 Tahun Saat Dilantik 1 Januari 2025

KPU: Cagub-Cawagub Usia 30 Tahun, Cabup-Cawabup 25 Tahun Saat Dilantik 1 Januari 2025

Nasional
Operasi Besar di RSPPN PB Soedirman, Prabowo: Saya Dua Kali Kecelakaan Terjun Payung

Operasi Besar di RSPPN PB Soedirman, Prabowo: Saya Dua Kali Kecelakaan Terjun Payung

Nasional
Jokowi Jenguk Prabowo Usai Jalani Operasi Cedera Kaki di RSPPN PB Soedirman

Jokowi Jenguk Prabowo Usai Jalani Operasi Cedera Kaki di RSPPN PB Soedirman

Nasional
Prabowo Jalani Operasi Besar di RSPPN Soedirman Pekan Lalu

Prabowo Jalani Operasi Besar di RSPPN Soedirman Pekan Lalu

Nasional
Disinggung Komunikasi dengan Anies untuk Pilkada Jakarta, Hasto: PDI-P Tidak Kurang Stok Pemimpin

Disinggung Komunikasi dengan Anies untuk Pilkada Jakarta, Hasto: PDI-P Tidak Kurang Stok Pemimpin

Nasional
Survei LSI: Ada Pengaruh Jokowi, yang Membuat Kaesang Unggul di Jateng

Survei LSI: Ada Pengaruh Jokowi, yang Membuat Kaesang Unggul di Jateng

Nasional
Mimi Campervan Girl dan Tim THK Dompet Dhuafa Bagikan Sapi Kurban untuk Warga Ohoidertawun

Mimi Campervan Girl dan Tim THK Dompet Dhuafa Bagikan Sapi Kurban untuk Warga Ohoidertawun

Nasional
Hasto Siap Hadir Jika Dipanggil KPK Lagi Juli Mendatang

Hasto Siap Hadir Jika Dipanggil KPK Lagi Juli Mendatang

Nasional
PDI-P Buka Peluang Kerja Sama Politik dengan PAN, Gerindra dan PKB di Beberapa Provinsi

PDI-P Buka Peluang Kerja Sama Politik dengan PAN, Gerindra dan PKB di Beberapa Provinsi

Nasional
Menkominfo Didesak Mundur soal PDN, Wapres: Hak Prerogatif Presiden

Menkominfo Didesak Mundur soal PDN, Wapres: Hak Prerogatif Presiden

Nasional
PDN Diretas, Wapres: Tidak Terpikirkan Dahulu Ada Peretasan Dahsyat

PDN Diretas, Wapres: Tidak Terpikirkan Dahulu Ada Peretasan Dahsyat

Nasional
Menteri BUMN Cek Kesiapan Jaringan Gas Pertamina di IKN

Menteri BUMN Cek Kesiapan Jaringan Gas Pertamina di IKN

Nasional
Soal Koster Kembali Diusung di Pilkada Bali, Hasto: Megawati di Bali Lakukan Pemetaan

Soal Koster Kembali Diusung di Pilkada Bali, Hasto: Megawati di Bali Lakukan Pemetaan

Nasional
Yakin Menang di Pilkada Jakarta, PKS: Presidennya Sudah Prabowo, Pendukung Anies 2017

Yakin Menang di Pilkada Jakarta, PKS: Presidennya Sudah Prabowo, Pendukung Anies 2017

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com