Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Joseph Osdar
Kolumnis

Mantan wartawan harian Kompas. Kolumnis 

Desa Pancasila, Kota Wali, dan Reog

Kompas.com - 03/11/2017, 07:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

 

Di Lamongan ada makam Sunan Drajad, di Gresik ada makam Sunan Giri, Syekh Maulana Malik Ibrahim dan di Tuban selain ada Pesantren Langitan ada makam Sunan Bonang.

Gresik juga terkenal sebagai kota santri karena banyak sekali pondok pesantren. Pesantren-pesantren di Tuban, Lamongan dan Gresik juga bagian dari obyek turisme relegius dan penelitian bidang pendidikan dari orang-orang Barat.

“Makam-makam para tokoh Islam itu didatangi para peziarah bukan di pagi sampai sore, tapi juga di tengah malam. Para peziarah dan turis mengalir selama 24 jam ke makam Sunan Giri di atas bukit yang banyak mengandung bahan untuk semen dan situs tempat Sunan Kalijogo  bertapa di bukit Surowiti,” kata seorang anggota DPR Kabupaten Gresik, Asroim kepada saya.

Menurut Gus Maksum Jauhari, salah satu pengasuh Pondok Pesantren Langitan, di makam para Sunan atau tempat-tempat mereka bertapa, selalu mengandung sumber energi seperti gas alam, minyak bumi atau bahan untuk semen.

“Coba perhatikan tempat bertapanya Sunan Kalijogo di Sorowiti dan Sunan Giri,” ujarnya.

Pluralistis

Suatu hal menarik di wilayah para Wali Songo ini, sejak dulu juga telah berkembang di kalangan masyarakat di wilayah tersebut budaya menerima perbedaan agama dengan damai.

Wilayah yang penuh dengan kultur dialog dan saling menerima perbedaan itu ditunjukan oleh seorang anggota DPRD Kabupaten Lamongan, Ujiek Silvian Effendy.

“Di sekitar alun-alun Desa Mbalun itu sejak dulu kala telah ada mesjid, gereja, pura, klenteng dan seterusnya. Hal biasa di dalam satu rumah, satu keluarga, ada yang beragama Islam, Kristen dan Hindu atau Budha,” ujarnya.

Di Desa Durikedungjero, Kecamatan Ngimbang, Lamongan selatan, juga telah lama berkembang tradisi pluralistis. Di desa yang saat ini dipimpin Kepala Desa Septi Wahyu Krisdayanto otu punya kelompok kesenian reog yang tak kalah bagusnya yang ada di Ponorogo.

Para tokoh agama Desa Mbalun berbincang bincang soal kerukunan antar umat beragama dengan para pengunjung dari Jakarta yang dipimpin Ketua Umum Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)  Eni Maulani Saragih di balai desa Mbalun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Jumat 25 Oktober 2017 lalu.J. OSDAR Para tokoh agama Desa Mbalun berbincang bincang soal kerukunan antar umat beragama dengan para pengunjung dari Jakarta yang dipimpin Ketua Umum Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Eni Maulani Saragih di balai desa Mbalun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Jumat 25 Oktober 2017 lalu.

“Tolong sampaikan ke Presiden Joko Widodo, rombongan reog Desa Turikedungjero ini bisa ditampilkan di istana. Cukup layak kok,” ujar Ujiek kepada Eni Maulani Saragih, ketua umum Lembaga Pemberdayaan Masyarakat atau LPM yang juga warga Muslimat Nahdlatul Ulama itu.

Kembali soal Desa Mbalun di Lamongan Utara. Menurut Kepala desanya, Khusyairi, hampir tiap hari ada rombongan dari perguruan tinggi dari Jakarta, Bandung dan luar negeri datang ke Desa Mbalun untuk melihat hidup bersama dalam perbedaan ini.

“Orang-orang yang datang itu menyebut desa ini desa Pancasila. Hampir tiap hari banyak turis datang ke sini,” ujar Khusyairi.

Khusyairi mengatakan dirinya hanya penerus yang menjaga pluralisme di kawasan para Walisongo ini.

“Desa ini pernah didatangi Presiden Abdurrahman Wahid. Saya kini melanjutkan petuah beliau. Tolong sampaikan Istana Presiden di Jakarta dan seluruh Indonesia,” kata Khusyairi kepada Eni Maulani Saragih. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com