Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen Kemendes Dicecar soal Pertemuan Irjen Kemendes-Auditor BPK

Kompas.com - 30/10/2017, 20:08 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencecar Sekretaris Jenderal Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Anwar Sanusi, soal pertemuan Inspektur Jenderal Kemendes Sugito dan Auditor Badan Pemeriksa Keuangan Ali Sadli.

Hal tersebut terjadi saat Anwar menjadi salah satu saksi untuk terdakwa Ali Sadli pada sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (30/10/2017).

Mulanya, jaksa KPK menanyakan apa yang Anwar ketahui soal upaya yang dilakukan Sugito terkait adanya temuan pemeriksaan dengan tujuan tertentu (PDTT) oleh tim BPK di Kemendes.

Temuan PDTT itu terkait pertanggungjawaban pembayaran honorarium dan bantuan operasional kepada tenaga pendamping profesional dana desa tahun 2016 sebesar Rp 550.467.601.225, yang tidak dapat diyakini kebenarannya.

Anwar mengakui, dia mengetahui pertemuan Sugito dan Ali Sadli.

"Di mana yang saudara ketahui," tanya jaksa KPK, di ruang sidang Pengadilan Tipikor, Jakarta.

(Baca juga: Jaksa Cecar Sekjen Kemendes Soal Maksud "Apresiasi" untuk BPK)

Anwar mengatakan, pertemuan keduanya terjadi di sebuah restoran di kawasan Pondok Indah. Namun, ia tak mengetahui detail pertemuan Sugito dan Ali Sadli.

Jaksa kemudian mencecar Anwar apakah dirinya menerima laporan dari Sugito terkait hasil pertemuan tersebut. Anwar mengaku tidak mendapat laporan detail dari Sugito.

"Laporan dari Pak Gito, beliau melaporkan ke saya makro saja, saya enggak tahu detailnya," ujar Anwar.

(Baca juga: Terbukti Suap Auditor BPK, Irjen Kemendes Divonis 1,5 Tahun Penjara)

Hakim kemudian menyela, seperti apa laporan makro dari Sugito kepada Anwar soal pertemuan dengan auditor BPK tersebut. Menurut Anwar, intinya terkait temuan PDTT itu kemungkinan sudah dicarikan solusinya.

Namun, Anwar tidak menjelaskan solusi seperti apa untuk temuan PDTT tersebut.

"Artinya sudah ketemu, Yang Mulia, dengan Pak Ali persoalan yang terkait dengan PDTT itu mungkin sudah dicarikan solusinya," ujar Anwar.

Jaksa kemudian menyambung pertanyaan soal percakapan Anwar dengan Sugito tentang istilah "semoga lampu hijau".

"Lampu hijau itu begini artinya pihak BPK juga memahami apa yang kami lakukan. Istilahnya, kami juga dengan dasar yang tadi, surat dari Kementerian Keuangan," ujar Anwar.

Kompas TV Di hadapan majelis hakim, menteri desa mengaku tidak tahu soal dugaan suap untuk auditor BPK.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com