Fadli mengatakan, konsumsi susu di Indonesia saat ini hanya sekitar 12 liter per kapita per tahun. Jumlah itu kalah tertinggal dari Malaysia yang mencapai 39 liter, Vietnam 20 liter, dan Thailand 17 liter/kapita per tahun.
Konsumsi susu Indonesia saat ini bahkan lebih rendah jika dibandingkan dengan Myanmar.
Fadli mengakui Indonesia punya persoalan dalam hal produksi yang hanya mampu menutupi 30 persen kebutuhan konsumsi nasional. Artinya, untuk memenuhi 70 persen sisanya harus melakukan impor.
Saat ini konsumsi susu nasional mencapai 4,45 juta ton, namun produksi nasional kita hanya mencapai 825 ribu ton saja.
"Pertanyaannya adalah kenapa kapasitas produksi susu kita rendah? Di situlah letak peran pemerintah," ujar Fadli.
Ia menambahkan, tidak adanya keberpihakan pemerintah kepada para peternak sapi lokal telah menyebabkan profesi peternak hanya menjadi sambilan saja di negeri kita.
Pemerintah dinilai lebih berpihak pada importir sapi dari pada membantu dan mengembangkan industri peternakan nasional.
"Jadi, kalau jumlah sapi kita sedikit, atau produksi susu nasional kita masih lebih rendah dari kebutuhan, jangan kemudian yang disalahkan adalah konsumsi susunya, tapi perbaiki segera sektor peternakan nasional," kata Wakil Ketua DPR itu.