Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Algooth Putranto

Pengajar Ilmu Komunikasi Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI).

Partai-partai Baru Pemilu 2019, Sekadar Penggembira?

Kompas.com - 26/10/2017, 13:43 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Lebih sering terjadi pertarungan yang terjadi di antara partai nasionalis adalah memperebutkan suara ‘wong cilik’ atau menjalankan politik patronase dengan mengeksploitasi citra atau figur. Bukan program yang nyata dan terukur sebagai pengejawantahan ideologi partai.


Potensi Gen YZ

Menariknya dari empat partai baru nasionalis, kecuali PSI, rupanya adalah hasil pecahan dari partai-partai lama yang bertarung sejak 2004. Seperti Perindo yang sejatinya adalah pecahan dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).

Demikian pula Partai Berkarya yang meski berasal dari fusi Partai Beringin Karya dan Partai Nasional Republik, jika ditelusuri masih terkait dengan Partai Hanura dan Partai Golkar. Sementara pada Partai Garuda adalah pecahan dari Partai Hanura dan Partai Gerindra.

Saling silang hubungan antara partai-partai lama dan baru berbasis nasionalis peserta Pemilu 2019 semakin menegaskan sulitnya melakukan identifikasi terhadap partai-partai baru tersebut karena tidak adanya basis ideologi yang jelas.

Selain itu, seiring meningkatnya persaingan, diperlukan upaya dari masing-masing partai politik baru untuk menciptakan citra yang positif di kalangan pemilih yang terbagi antara pemilih rasional dan pemilih emosional.

Baca juga : Ketum PPP Sebut jika Parpol Baru Usung Capres Bisa Jadi Bencana Konstitusional

Menariknya, dunia politik terutama pada periode kampanye bergantung pada kecerdikan partai mobilisasi emosi masyarakat. Bahkan tak jarang ide dan gagasan tentang nilai dan sentimen yang aneh sekalipun jika berhasil mengena sisi emosi dan mood masyarakat akan berujung pada meningkatnya elektabilitas partai.

Sebut saja kondisi psikologis seperti frustasi, kekecewaan, ketakutan, stres yang terus disuarakan berulang dan diamplifikasi melalui berbagai saluran media yang menjadi modal menyatukan harapan pada partai politik yang jeli.

Bukan rahasia jika di antara partai-partai baru peserta Pemilu 2019 memang memiliki modal untuk menciptakan citra positif melalui terpaan pesan yang berulang melalui media massa yang dibeli (beriklan), melalui jaringan media massa yang terafiliasi (dimiliki), maupun melalui sosial media yang menjadi referensi pemilih pemula (generasi Y dan Z).

Meski demikian, patut diingat, untuk meraup jumlah suara yang signifikan dibutuhkan kejelian untuk menyodorkan tokoh yang memiliki elektabilitas kuat. Sayang, hingga saat ini cukup sulit menemukan tokoh yang lebih kuat dibandingkan Joko Widodo (PDI-Perjuangan) ataupun Prabowo Subianto (Partai Gerindra).

Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Hary Tanoesoedijo dan istri, Liliana Tanoesoedibjo, berjalan kaki menyambangi kantor KPU di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Senin (9/10/2017). Diiringi seribuan kader Partai Perindo serta pawai marching band dan pakaian adat, kedatangan Hary mendaftarkan Partai Perindo sebagai calon peserta pemilu 2019.Fachri Fachrudin Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Hary Tanoesoedijo dan istri, Liliana Tanoesoedibjo, berjalan kaki menyambangi kantor KPU di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Senin (9/10/2017). Diiringi seribuan kader Partai Perindo serta pawai marching band dan pakaian adat, kedatangan Hary mendaftarkan Partai Perindo sebagai calon peserta pemilu 2019.
Dengan kondisi ini, adakah peluang bagi partai-partai baru untuk mengail suara? Secara optimistis tentu ada dan tampaknya akan menjadi pilihan utama bagi partai-partai baru tersebut yaitu sejak awal menautkan diri pada tokoh-tokoh yang telah memiliki elektabilitas tinggi.

Dalam kondisi ini, langkah cerdik sudah dilakukan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) maupun Perindo yang sejak awal menautkan diri pada sosok Joko Widodo yang sejak 2012 secara sadar membidik basis massa generasi Y dan Z.

Baca juga : Mendagri Minta Parpol Baru Usung Capres pada Pilpres 2024, Perindo Tersinggung

Pilihan yang menurut saya realistis mengingat PSI maupun Perindo tidak cukup memiliki sumber daya manusia dan basis politik tradisional sehingga mau tidak mau hanya mengekor popularitas tokoh yang telah ada yang dianggap kuat.

Pilihan yang secara politik adalah sesuatu yang lumrah bahkan jika beruntung, pada pemilu nanti meraih kuantitas suara yang signifikan sebagai modal tawar-menawar politik yang akan dapat menempatkan wakil-wakil mereka pada posisi strategis.

Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra, di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI saat mendaftarkan partainya untuk Pemilu 2019 mendatang, Jakarta, Senin malam (16/10/2017).  KOMPAS.com/ MOH NADLIR Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra, di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI saat mendaftarkan partainya untuk Pemilu 2019 mendatang, Jakarta, Senin malam (16/10/2017).
Meski demikian, harapan partai-partai baru untuk bertarung dengan hanya bermodal belanja iklan maupun aktif bermedia sosial tanpa modal basis massa akan tetap sulit meraup suara. Pasalnya, pada dasarnya jumlah pemilih terbesar tetap masyarakat yang tinggal di pedesaan yang tidak memiliki akses Internet.

Baca juga : Daftar ke KPU, PBB Percaya Diri Lolos Pemilu 2019

Selain itu, para pemilih yang belum memiliki tingkat literasi media yang cukup itu umumnya sekadar masih menjadikan televisi free to air berbasis di Jakarta sebagai referensi politik. Mereka akan sulit untuk secara serta merta beralih pilihan pada partai-partai baru. Kalau begini sudah bisa ditebak mana partai baru yang akan cukup meraih suara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPR Sampaikan Poin Penting dalam World Water Forum ke-10 di Bali

DPR Sampaikan Poin Penting dalam World Water Forum ke-10 di Bali

Nasional
Ahok Mengaku Ditawari PDI-P Maju Pilgub Sumut

Ahok Mengaku Ditawari PDI-P Maju Pilgub Sumut

Nasional
Sadar Diri, PDI-P Cuma Incar Kursi Cawagub di Pilkada Jabar

Sadar Diri, PDI-P Cuma Incar Kursi Cawagub di Pilkada Jabar

Nasional
Tersandung Kasus Pemalsuan Surat, Pj Wali Kota Tanjungpinang Diganti

Tersandung Kasus Pemalsuan Surat, Pj Wali Kota Tanjungpinang Diganti

Nasional
Nasdem dan PKB Diprediksi Dapat 2 Jatah Kursi Menteri dari Prabowo

Nasdem dan PKB Diprediksi Dapat 2 Jatah Kursi Menteri dari Prabowo

Nasional
Hari ke-2 Rakernas PDI-P, Jokowi Masih di Yogyakarta, Gowes Bareng Jan Ethes...

Hari ke-2 Rakernas PDI-P, Jokowi Masih di Yogyakarta, Gowes Bareng Jan Ethes...

Nasional
Refleksi 26 Tahun Reformasi: Perbaiki Penegakan Hukum dan Pendidikan Terjangkau

Refleksi 26 Tahun Reformasi: Perbaiki Penegakan Hukum dan Pendidikan Terjangkau

Nasional
Diajak Jokowi Keliling Malioboro, Jan Ethes Bagi-bagi Kaus ke Warga

Diajak Jokowi Keliling Malioboro, Jan Ethes Bagi-bagi Kaus ke Warga

Nasional
Gerindra Minta soal Jatah Menteri Partai yang Baru Gabung Prabowo Jangan Jadi Polemik

Gerindra Minta soal Jatah Menteri Partai yang Baru Gabung Prabowo Jangan Jadi Polemik

Nasional
Gerindra: Nasdem Sama dengan Partai Koalisi yang Lebih Dulu Gabung, Hormati Hak Prerogatif Prabowo

Gerindra: Nasdem Sama dengan Partai Koalisi yang Lebih Dulu Gabung, Hormati Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Pengamat: Sangat Mungkin Partai yang Tak Berkeringat Dukung Prabowo-Gibran Dapat Jatah Menteri

Pengamat: Sangat Mungkin Partai yang Tak Berkeringat Dukung Prabowo-Gibran Dapat Jatah Menteri

Nasional
PDI-P Sebut Ahok Siap Maju Pilgub Sumut, Jadi Penantang Bobby

PDI-P Sebut Ahok Siap Maju Pilgub Sumut, Jadi Penantang Bobby

Nasional
Pernyataan Megawati soal Tak Ada Koalisi dan Oposisi Sinyal agar Presiden Tidak Takut Parlemen

Pernyataan Megawati soal Tak Ada Koalisi dan Oposisi Sinyal agar Presiden Tidak Takut Parlemen

Nasional
PDI-P Akui Sulit Cari Ganti Megawati dalam Waktu Dekat

PDI-P Akui Sulit Cari Ganti Megawati dalam Waktu Dekat

Nasional
PDI-P Bentuk Tim Pemenangan Pilkada Nasional, Dipimpin Adian Napitupulu

PDI-P Bentuk Tim Pemenangan Pilkada Nasional, Dipimpin Adian Napitupulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com