Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan Jurnalis Meliput Isu Agama di Indonesia

Kompas.com - 18/10/2017, 23:22 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam. Dominasinya bahkan mencapai lebih dari 80 persen. Meliput isu-isu agama pun menjadi tantangan tersendiri bagi jurnalis di Indonesia.

Irfan Junaidi dari Harian Republika misalnya, yang menyampaikan bahwa medianya memang lahir untuk berkhidmat dengan umat Muslim. Namun, secara posisi, ada spektrum yang tidak sederhana dalam Islam, mulai Islam paling kiri hingga Islam paling kanan.

"Ketika kami coba menempati di tengah, itu benar-benar blur. Kadang kalau di tengah, yang kiri bilang Anda terlalu kanan. Kalau digeser sedikit ke kiri, nanti yang kanan bilang Anda terlalu kiri," kata Irfan dalam konferensi jurnalis agama di Kampus Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang, Rabu (18/10/2017).

Irfan menambahkan, pemberitaan terhadap agama lainnya tetap dilakukan, meski porsinya tak sebesar Islam.

(Baca juga: Jurnalis Agama Diharapkan Berperan Mempersatukan)

Namun, medianya melakukan pendekatan isu Islami bukan bersifat ritual, tetapi mengambil nilai (value) dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, soal isu kebakaran hutan.

"Itu juga adalah value Islam yang ingin diangkat, karena Islam juga mengajarkan lingkungan dijaga," ujarnya.

Redaksi Republika, kata dia, juga tak hanya diisi oleh pemeluk agama Islam. Pihaknya berupaya agar medianya fokus pada permasalahan kemanusiaan, bukan kepada mayoritas maupun minoritas.

"Sehingga istilah yang ujungnya mendikotomi mayoritas atau minoritas kami coba reduksi supaya tidak memanas-manasi, tidak menebarkan kebencian," kata Irfan.

Tantangan lainnya disampaikan oleh Taufiqurrahman dari The Jakarta Post. Sebagai surat kabar Indonesia yang berbahasa Inggris, ada tekanan tersendiri bagi medianya, karena pembaca The Jakarta Post tak hanya masyarakat Indonesia.

Hal itu memengaruhi redaksi medianya dalam memilah isu-isu agama.

"Kami tidak ingin yang di luar dapat persepsi salah soal Indonesia. Kami berupaya memberitakan secara baik dan proporsional," kata Taufiq.

(Baca juga: Kemenag Nilai Pemberitaan Antar-Agama Belum Berimbang)

Tantangan berbeda dihadapi media online. Iin Yumiyanti dari Detik.com menyampaikan, tuntutan memberitakan yang cepat membuat media online harus tetap selektif dalam memilah pemberitaan.

Ia mencontohkan, pada momentum Pilkada DKI Jakarta, di mana aksi demonstrasi berjilid terus dilaksanakan. Berita hoaks semakin merebak sedangkan kode etik jurnalistik harus tetap diterapkan dengan ketat.

"Bagaimana kami harus membuat berita cepat tapi juga akurat. Di tengah informasi yang seliweran, banyak hoaks," ucap Iin.

Kompas TV Indahnya Potret Toleransi Antarumat Beragama di Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com