JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri perindustrian Airlangga Hartarto enggan berkomentar soal namanya yang digadang akan menggantikan posisi Setya Novanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Airlangga merasa tidak ada kejadian yang harus membuatnya berkomentar terkait dinamika internal partai berlambang pohon beringin.
"Wah tidak ada komentar. Tidak ada venue-nya, tidak ada event-nya," kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/10/2017).
Saat disinggung mengenai kondisi Novanto yang tengah sakit sehingga tak bisa memimpin partai, Airlangga hanya menjawab singkat. Politisi Golkar yang sempat bersaing dengan Novanto di ajang Musyawarah Nasional Luar Biasa 2016 lalu ini menyebut Novanto sudah sehat.
"(Novanto) sudah sembuh," ucap dia.
(Baca: Kata Temannya, Setya Novanto Juga Mengidap Tumor di Tenggorokan)
Airlangga pun menegaskan bahwa mundur atau tidaknya Setya Novanto dari posisi ketua umum lebih baik dikembalikan kepada Novanto sendiri. Ia menilai tidak perlu ada kader Golkar yang mendesak Novanto untuk mundur.
"Haknya ada di ketua umum," ujar dia.
Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Partai Golkar Yorrys Raweyai sebelumnya mengklaim Airlanggo Hartarto merupakan calon kuat pengganti Setya Novanto sebagai Ketua Umum Golkar.
Hal itu menyusul hasil Tim Kajian Elektabilitas Partai soal anjloknya elektabilitas Golkar pasca Novanto ditetapkan sebagai tersangka pada kasus dugaan korupsi e-KTP.
"Ambil alih saja. Kan itu langsung nanti pleno itu menetapkan Airlangga menjadi Plt sudah," ujar Yorrys, di sela Rakornis Partai Golkar di Menara Peninsula, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (29/9/2017).
(Baca: KPK Akan Perpanjang Pencekalan Setya Novanto ke Luar Negeri)
Golkar saat ini terbelah menjadi dua kubu, yang mendukung Novanto tetap menjabat dan yang meminta Setya Novanto nonaktif atau mundur dari jabatannya.
Pada Jumat pekan lalu, Yorrys menyebut, DPP akan melaksanakan rapat pleno membahas soal penonaktifan Novanto pada Senin hari ini. Namun, Sekjen Partai Golkar Idrus Marham menegaskan tak ada rapat pleno DPP untuk menonaktifkan Setya Novanto. Yang ada hanya rapat pleno untuk membahas elektabilitas Golkar yang terus menurun.
Adapun Novanto jatuh sakit bersamaan dengan langkah Komisi Pemberantasan Korupsi mengusut dugaan keterlibatannya dalam kasus pengadaan proyek E-KTP. Awalnya, Novanto menderita vertigo, namun penyakitnya bertambah parah dan harus menjalani katerisasi jantung.
Hingga hari ini, Novanto masih dirawat di RS Premier, Jatinegara.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.