Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Agus Yudhoyono Dilintasi Rudal Korut Saat Menginap di Jepang

Kompas.com - 20/09/2017, 13:10 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono menuturkan, perkembangan situasi di Semenanjung Korea menjadi salah satu isu yang disoroti The Yudhoyono Institute.

Agus juga bercerita mengenai pengalamannya saat sedang berada di Jepang. Saat itu, uji coba rudal tengah melintasi daratan Jepang.

"Kebetulan ketika itu terjadi saya sedang berada di Tokyo," kata Agus saat membuka roundtable discussion di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu (20/9/2017).

Agus tak menyebutkan lebih rinci mengenai kapan peristiwa itu terjadi. Namun, saat itu pemberitaan di Jepang ramai dengan peristiwa melintasnya rudal di atas Jepang.

"Jadi pagi-pagi ketika bangun di hotel, terliput di media dan warga sekitar ternyata baru saja melintas rudal di atas Jepang," tuturnya.

(Baca: Saat Rudal Korut Lintasi Hokkaido, Warga Dipaksa Tunduk dan Berlindung)

Hal itu membuat masyarakat Jepang khawatir. Apalagi uji coba dilakukan berkali-kali.

Amerika Serikat pun bereaksi atas langkah Korea Utara jika bersikeras mempertahankan aksi militernya.

"Presiden (Donald) Trump mengatakan, 'kami siap untuk menghancurkan North Korea secara total. Ketika memang tidak bisa ada lagi kompromi dan konsensus.'," kata Agus.

Lebih lanjut, ucap Agus, sanksi ekonomi juga telah dijatuhkan termasuk oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berupa larangan ekspor tekstil dan pembatasan impor minyak. Namun, sikap Korea Utara masih belum berubah.

"Apakah solusi permanen yang dapat diterima semua pihak. Termasuk AS Tiongkok, Rusia, terutama dengan fakta bahwa Korea Utara hari ini memiliki kemampuan nuklir dan delivery system yang mampu menjangkau AS dalam waktu dekat," tutur dia.

Kompas TV Wapres JK melihat, pidato Trump hanya mewakili perspektif negara Amerika Serikat dan mengesampingkan perspektif dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Dianggap Prabowo Sahabat

Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Dianggap Prabowo Sahabat

Nasional
Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Nasional
Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Nasional
Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com