Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendagri: Gubernur dan Wali Kota itu Bukan Bawahan Saya Lho..

Kompas.com - 18/09/2017, 12:58 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengatakan, tidak bisa memberikan sanksi pemecatan apabila ada kepala daerah yang terlibat kasus tindak pidana korupsi (tipikor). Oleh karenanya ia menyebut, yang bisa dilakukan hanyalah memperkuat sistem pengawasan penggunaan anggaran di daerah dan imbauan-imbauan.

"Kami tidak berlindung di balik otonomi derah. Mereka dipilih rakyat. Gubernur, wali kota itu bukan bawahan saya lho," kata Tjahjo, saat ditanya soal maraknya operasi tangkap tangan terhadap kepala daerah, Jakarta, Senin (18/9/2017).

"Kalau Pangdam, Kapolda, Kapolres, bisa langsung pecat, ganti," kata Tjahjo.

Tjahjo mengatakan, untuk meningkatkan pengawasan terhadap kinerja kepala daerah termasuk di dalamnnya penggunaan anggaran, Kemendagri bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melaksanakan program penguatan Aparatur Pengawas Intern Pemerintah (APIP).

Baca: Mendagri: Kepala Daerah Hati-hati, Kita Tak Tahu Siapa Lawan dan Kawan

Program penguatan APIP ini dijalankan setelah instrumen sebelumnya yaitu kewajiban penerapan e-planning dan e-budgeting melalui surat edaran yang diterbitkan pada September 2016 belum efektif.

Hingga hari ini, baru 42 persen pemerintah daerah (Pemda) yang menerapkan e-planning dan e-budgeting.

Deputi Bidang Pencegahan KPK Pahala Nainggolan menjelaskan, salah satu penguatan APIP adalah hasil audit dilaporkan atau ditindaklanjuti di tingkat atasnya.

"Kami bilang, tindak lanjutnya harus naik satu step ke atas. Yang kabupaten/kota lapor tindak lanjut ke gubernur. Yang provinsi laporan tindak lanjut ke Pak Menteri. Sehingga ada independensi untuk audit tindak lanjut dan audit investigasi," kata Tjahjo.

Kemendagri dan KPK mengusulkan kepada Presiden agar inspektorat di daerah bisa sejajar atau setingkat dengan sekretaris daerah.

Terakhir, mereka juga mengusulkan agar ada pendanaan yang lebih pasti untuk inspektorat, misalnya dari APBD.

"Jadi, kerja-kerja APIP ini tidak sepenuhnya tergantung komitmen dari kepala daerah. Kalau kepada daerah yang sadar akan peran APIP dia akan fungsikan benar. Yang tidak sadar, ya sudah sekedar ada APIP saja," ujar Tjahjo.

Dengan alokasi anggaran yang pasti dan lebih besar, maka inspektorat bisa melakukan audit dengan cakupan lebih luas dan tugas tambahan seperti pengawasan dana desa.

Selain itu, inspektorat juga bisa merencanakan pelatihan kompetensi secara periodik setiap tahun.

Kompas TV Eddy Rumpoko dikabarkan ditangkap tangan saat bertransaksi dengan pihak penyuap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com