Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Jokowi Guyon soal Raisa Saat Orasi di Unpad?

Kompas.com - 15/09/2017, 05:50 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kenapa Presiden Joko Widodo melontarkan guyon soal Raisa Saat pidato di Unpad? Pertanyaan tersebut disampaikan presenter Muhammad Farhan saat bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (14/9/2017).

Kedatangan Farhan ke Istana sebenarnya adalah dalam rangka meminta wejangan terkait rencananya mengikuti Pemilihan Wali Kota Bandung 2018 mendatang. Politisi PDI-P ini datang bersama calon wakilnya, Arfi Rafnialdi.

Di sela perbicangan serius soal Pilwalkot Bandung, Farhan dan Arfi masih sempat membicarakan hal-hal ringan dengan Presiden. Salah satunya terkait penyanyi Raisa Andriana yang belum lama ini menikah dengan Hamish Daud, aktor berkebangsaan Australia.

"Kita menanyakan ke Presiden, kenapa aset negara bisa lepas ke tangan asing," kata Farhan kepada wartawan, usai pertemuan dengan Jokowi.

Baca: Jokowi: Saya Banyak Terima Aduan Masyarakat gara-gara Raisa Menikah 

Pertanyaan itu belakangan memang ramai di dunia maya dan menjadi guyonan. Bahkan, Warganet ramai-ramai membuat meme tentang guyonan tersebut dan menyampaikannya langsung ke Jokowi, yang memang cukup aktif di sejumlah platform media sosial.

Akhirnya, saat memberikan orasi ilmiah dalam peringatan Dies Natalis ke-60 Universitas Padjadjaran di Grha Sanusi Hardjadinata, Dipatiukur, Bandung, Senin (11/9/2017) lalu, Jokowi menceritakan guyonan warganet itu.

"Satu dua hari lalu saya banyak dikomplain masyarakat mengenai Raisa. Mereka bilang, satu lagi aset Indonesia lepas ke tangan asing. Setelah saya telusuri memang ternyata suaminya orang Australia," kata Jokowi.

Baca: Minta Wejangan untuk Pilwalkot Bandung, Presenter Farhan Temui Jokowi

Tidak hanya pernikahan Raisa dan Hamish Daud, pesohor lainya yang dikomplain oleh masyarakat kepada Presiden adalah Laudya Cinthya Bella.

"Belum saya jawab sudah muncul lagi. Mereka bilang Laudya Cinthya Bella nikah dengan orang Malaysia," ucapnya.

Saat menyampaikan itu, sesekali Jokowi melirik kertas pidato. Artinya kelakar tersebut memang sudah dirancang sejak awal di dalam naskah, bukan muncul secara spontan.

Baca: Jokowi: Diam-diam, Saya Akan Suruh Orang Ke Sini untuk Ngecek...

Farhan dan Arfi pun kemudian bertanya kepada Jokowi kenapa memilih menyampaikan guyonan tersebut dalam acara yang sebenarnya bersifat formal. Rupanya, mantan gubernur DKI Jakarta itu punya alasan sendiri.

"Kenapa ini jadi materi pidato beliau? Karena Bandung kota kreatif. Tapi kalau kreatifnya benar jadi sesuatu yang seru dan membangkitkan semangat," ucap Farhan.

"Tapi kalau kreatif enggak benar, maka akibatnya orang masuk penjara kan kayak yang hina Ibu Negara itu," ujarnya.

Kompas TV Presiden Joko Widodo menceritakan betapa kekuatan media sosial bisa mempengaruhi komunikasi. termasuk hal-hal yang bukan urusan publik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Seluruh Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Seluruh Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com