Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hubungan RI-Australia Diibaratkan seperti Suami-Istri

Kompas.com - 14/09/2017, 07:33 WIB
Krisiandi

Penulis

CANBERRA, KOMPAS.com - Hubungan antara Indonesia dan Australia ibarat suami istri. Selalu ada perbedaan, namun punya tujuan dan impian yang sama.

Pernyataan itu dilontarkan Duta Besar Republik Indonesia untuk Australia Kristiarto S Legowo saat memberikan sambutan pada acara resepsi diplomatik dalam rangka memperingati HUT ke 72 Kemerdekaan RI di Albert Hall, Canberra, Selasa (12/9/2017) malam.

Kristiarto menuturkan bahwa Indonesia dan Australia punya perbedaan mulai dari sejarah, geografis, etnis, sistem politik hingga perkembangan ekonomi.

"Namun, perbedaan ini jutsru menjadi aset penting bagi hubungan bilateral kedua negara. Berbagai perbedaan tersebut justru dapat dimanfaatkan untuk saling melengkapi satu sama lain," kata Kristiarto dalam keterangan tertulis KBRI Canberra, yang diterima Rabu (13/9/2017).

(Baca: Momen Berkesan, PM Australia Pajang Foto Blusukan ke Pasar Bareng Jokowi)

Resepsi diplomatik merupakan perhelatan diplomatik terbesar yang digelar setiap tahun oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Canberra.

Lebih dari 500 undangan, yang berasal dari beragam kalangan, mulai dari pejabat tinggi, anggota parlemen, pebisnis, akademisi hingga berbagai relasi Australia serta para Duta Besar negara sahabat menyesaki Albert Hall, gedung bersejarah di Canberra.

Dalam acara tersebut, terlihat hadir juga Kepala Staf AD Australia Letjen Angus Campbell, Chief Minister Northern Territory (Michael Gunner), anggota Parlemen Chris Bowen, Michael Danby dan Bob Katter, mantan Menteri Perdagangan dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Pangestu, mantan Menteri Keuangan dan Kepala BKPM Chatib Basri.

Kristiarto mengatakan, dalam sejarah kemitraan, kedua negara sudah banyak saling membantu. Misalnya, saat Perdana Menteri Australia Ben Chiefly mewakili Indonesia di Komisi Tiga Negara Dewan Keamanan PBB untuk menengahi konflik dengan Belanda tahun 1947.

Lalu, bantuan Australia saat Indonesia dilanda bencana Tsunami Aceh tahun 2004.

"Dan uluran tangan Tim Disaster Victim Identification (DVI) Indonesia dalam mengidentifikasi korban kebakaran hutan di Victoria tahun 2009, adalah contoh kemitraan sejati kedua negara", ujarnya.

Terkait dengan hal ini, Dubes Kristiarto menekankan perlunya kedua negara untuk terus memupuk kemitraan. Kita tidak boleh terlena dengan apa yang kita capai selama ini.

"Apalagi kini kedua negara tengah merampungkan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IACEPA) dan Comprehensive Strategic Partnership (CSP)", kata dia.

Pernyataan Dubes RI ini diamini Reyna Balding, seorang pengunjung.

"Pernyataan Dubes Kristiarto menunjukkan kedalaman wawasannya tentang Australia dan bagaimana seharusnya memajukan hubungan kedua negara," ujar wanita yang aktif mempopulerkan Bahasa Indonesia di kalangan anak-anak Australia ini.

Jeremy Hutton dari Australian National University berkomentar senada.

"Banyak undangan yang hadir menunjukkan banyaknya orang Australia yang tertarik terhadap Indonesia seiring dengan terus menguatnya hubungan bilateral Indonesia dan Australia", ujarnya.

Pada acara Resepsi Diplomatik tersebut, KBRI Canberra juga secara khusus mempromosikan kebinekaan Indonesia kepada publik Australia yang selama ini menjadi kekuatan dan pemersatu Indonesia.

(Baca: "Melestarikan" Bahasa Indonesia di Queensland)

Hal ini tercermin dari tim Paduan Suara dan pagar bagus serta pagar ayu yang terdiri dari mahasiswa dan pelajar Indonesia di Canberra yang berasal dari berbagai daerah di Tanah Air. Mereka juga mengenakan pakaian khas daerah yang meriah dan atraktif.

Selain untuk memajukan hubungan kedua negara dan dengan korps diplomatik di Canberra, acara Resepsi Diplomatik juga dimaksudkan untuk mempromosikan seni-budaya, kuliner dan pariwisata Indonesia kepada publik Australia serta pencalonan Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan (DK) PBB.

 

Kompas TV Militer Australia akan disiagakan menghadapi terorisme.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com