Pada 2025 jumlah kabupaten defisit air meningkat hingga mencapai sekitar 78,4 persen dengan defisit berkisar mulai dari satu hingga 12 bulan. Dari wilayah yang mengalami defisit tersebut, terdapat 38 kabupaten/kota atau sekitar 35 persen telah mengalami defisit tinggi.
"Krisis air ini akan makin meningkat di masa mendatang. Bertambahnya jumlah penduduk otomatis kebutuhan air makin meningkat. Kerusakan daerah aliran sungai, degradasi lingkungan, makin berkurangnya kawasan resapan air, tingginya tingkat pencemaran air dan rendahnya budaya sadar lingkungan menyebabkan pasokan air makin berkurang," ucapnya.
(Baca juga: Menteri Basuki Sebut Kekeringan di Indonesia Belum Darurat)
Untuk mengatasi hal tersebut, lanjut Sutopo, perlu upaya yang terpadu dan berkelanjutan. Menurut dia, kekeringan adalah resultan dari permasalahan lingkungan di bagian hulu dan hilirnya.
Saat ini, pemerintah tengah mengupayakan solusi jangka pendek melalui melalui dropping air bersih melalui tangki air. BNPB pun memberikan bantuan dana siap pakai bagi BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) untuk membangun bak penampungan air, embung, peningkatan pipanisasi dan sumur bor.
"Pembangunan konservasi tanah dan air melalui pemanenan hujan dengan sumur resapan, biopori, rorak dan lainnya telah banyak dilakukan," kata Sutopo.
Di sisi lain, solusi jangka panjang juga sedang dilakukan oleh pemerintah. Sutopo menuturkan, pemerintah berupaya menyelesaikan pembangunan bendungan dengan target pembangunan 65 bendungan selama 2015-2019.
Di antara target sebanyak itu, tujuh bendungan sudah dirampungkan hingga akhir 2016. Ketujuh bendungan itu adalah Bendungan Jatigede, Bendungan Bajulmati, Bendungan Nipah, Bendungan Titab, Bendungan Paya Seunara, dan Bendungan Teritib.
Sementara itu, pada 2017 ditargetkan tambahan tiga bendungan selesai yaitu Bendungan Raknamo, Bendungan Tanju, dan Bendungan Marangkayu.
Hingga akhir 2019, pemerintah menargetkan pembangunan 29 bendungan selesai, sehingga, menambah tampungan air sebanyak 2 miliar meter kubik.
"Konsistensi dan keberlanjutan upaya penanganan kekeringan melalui berbagai program dan kegiatan tersebut perlu didukung bersama. Perlu solusi permanen untuk mengatasi hal ini dengan gerakan bersama. Jika tidak kekeringan akan terus berulang setiap tahun," tutur Sutopo.