Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Ujaran Kebencian, Indonesia Dinilai Belum Siap akan Keberagaman

Kompas.com - 10/09/2017, 12:45 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gerakan agama Buddha Nichiren di Indonesia, Soka Gakkai Indonesia, memperingati Hari Perdamaian Internasional dengan menggelar sebuah kegiatan bertema "Melody of Diversity".

Puncak kegiatan digelar di Pusat Kebudayaan Soka Gakkai Indonesia hari ini, Minggu (10/9/2017).

Ketua Umum Soka Gakkai Indonesian, Peter Nurhan dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini merupakan ungkapan hati paling dalam dari divisi mahasiswa Soka Gakkai melihat banyaknya sentimen negatif, ujaran kebencian, adu domba dan fitnah di negara yang dikenal ramah-tamah.

"Itu merupakan fakta bahwa kita tidak siap berbeda. Kita maunya seragam, tunggal, tetapi itu tidak mungkin, karena Indonesia ini majemuk, plural," kata Peter.

Padahal, kata dia, layaknya sebuah melodi, perbedaan itu indah selama bisa berjalan harmonis. Terlebih lagi, dia mengingatkan, Indonesia saat ini masuk dalam era pertemuan multi-budaya.

(Baca juga: Penyebaran Ujaran Kebencian oleh Saracen Dianggap Kejahatan Serius)

Oleh karena itu, sangat perlu bagi generasi muda untuk menjaga perdamaian.

Senada dengan Peter, Staf Ahli Bidang Politik Kementerian Pemuda dan Olahraga Yuni Poerwanti menegaskan, pemuda harus menjadi pelopor perdamaian. Ciri-ciri pemuda sebagai pelopor perdamaian yaitu bisa menciptakan harmonisasi dalam perbedaan.

"Kami dari Kemenpora ingin mengajak pemuda sebagai pelopor, tegaskan perdamaian di Indonesia, perdamaian di dunia harus benar-benar dijaga," kata Yuni.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama Caliadi menambahkan, keberagaman adalah sebuah berkah yang harus dirawat bersama. Apabila tidak dirawat, maka keberagaman ini malah akan menjadi malapetaka.

"Kami yang sudah bukan generasi muda, titip pesan kepada pemuda untuk bahu-membahu menjaga dan merawat keberagaman," ucap Caliadi.

Ketua Melody of Diversity Raisa Valentine menuturkan, dari hasil focus group discussion yang dilakukan Soka Gakkai Indonesia, keharmonisan di Indonesia bisa terancam apabila perbedaan atau keberagaman itu dimanfaatkan atau dijadikan sebagai alat politik.

Hasil diskusi juga menghasilkan kesimpulan bahwa keberagaman bisa diterima apabila ada pendekatan langsung misalnya melalui dialog keberagaman, dan setiap orang tidak langsung menilai orang lain yang memiliki perbedaan dengan menurunkan ego.

Kompas TV Memaknai Sejarah dan Arti Kemerdekaan Indonesia (Bag 1)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com