Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gus Dur, Firasat, dan Pilihan Rasionalnya...

Kompas.com - 07/09/2017, 18:53 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

Kompas TV Yenny Wahid turut hadir dalam pertemuan antara pengurus besar Nahdlatul Ulama dan pimpinan KPK siang ini.

Suatu ketika, Mahfud berkunjung ke Pondok Pesantren keluarga Aqil Siradj di Kempek, Cirebon. Kepada Mahfud, sejumlah kiai menitipkan pesan untuk disampaikan kepada Gus Dur.

Baca: Vitamin Humor ala Gus Dur

Menurut Mahfud, para kiai meminta agar Gus Dur tidak mampir ke Mesir.

Saat itu, Gus Dur berencana mengunjungi tujuh negara di Afrika dan Timur Tengah, termasuk Mesir, dan mengakhiri kunjungan dengan melaksanakan ibadah haji.

Mahfud mengatakan, para kiai berkata bahwa dua Presiden RI terdahulu selalu jatuh dari kekuasaan, tak lama setelah berkunjung ke Mesir.

Dalam catatan sejarah, Soekarno dan Soeharto memang lengser dari kursi presiden, tak lama setelah mengunjungi Mesir.

Namun, pesan para kiai itu tidak direspons serius oleh Gus Dur.

"Kita dengar dan hormati nasihat para kiai itu ya, Pak Mahfud. Tapi saya rasional saja," kata Gus Dur kepada Mahfud.

Menurut Gus Dur, jika seorang presiden bisa jatuh dari kekuasaan setelah berkunjung ke Mesir, bagaimana pula dengan Hosni Mubarak yang menjabat sebagai Presiden Mesir.

Baca: Ketika Gus Dur dan Megawati Bertengkar...

"Tentunya Presiden Hosni Mubarak sudah lama jatuh. Nyatanya Mubarak yang malah tinggal di Mesir, tidak jatuh-jatuh, padahal sudah lama berkuasa," kata Gus Dur sambil tertawa.

Mahfud yang ikut tertawa dengan jawaban itu merasa apa yang disampaikan Gus Dur begitu rasional.

Meski disampaikan dengan guyonan, kata-kata Gus Dur jauh dari hal-hal gaib.

Faktanya, banyak kepala negara yang berkunjung ke Mesir, namun tetap berkuasa setelahnya.

Dengan demikian, kejatuhan Soekarno dan Soeharto tidak dapat dikaitkan dengan kunjungan mereka ke Mesir.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com