Namun yang perlu diperhatikan lagi ke depannya, kedua belah pihak bahkan tak punya kendala kekhawatiran akan adanya privasi data pelanggan yang terekspose di ranah publik. Dampak dari percakapan publik itu memang sempat ramai dibicarakan di media sosial karena dianggap menggelikan.
Dengan cara mereka sendiri, kedua belah terbukti mampu menyelesaikan masalah itu dengan cepat dan ringan, seolah tak terjadi apa-apa setelahnya.
Di banyak kasus lainnya, komplain bisa berakhir dengan twitwar jika salah satu pihak tak bisa menahan amarah atau nge-tweet tanpa etika.
Di Indonesia, institusi yang "menyeramkan" pun bisa berubah jadi lucu, menggemaskan, bahkan atraktif saat menyapa para warganet. Kesan angker "di darat" bisa mereka patahkan dengan cara merespons isu-isu yang berkembang "di udara" menggunakan media sosial.
Tak percaya, tengok saja akun Twitter @_TNIAU atau akun Twitter @DitjenPajakRI. Simak bagaimana akun-akun itu secara jenaka dan ramah menyapa para warganet dan warganet pun tanpa takut bisa ikut nimbrung menimpalinya. Tentunya, jangan lupa tetap pegang etika berkomunikasi di jagat medsos.
Silakan baca Di Balik Akun "Gaul" @TNIAU... dan juga Lucunya Tanya Jawab Warganet di Halaman Akun @DitjenPajakRI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.