Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/08/2017, 06:27 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Cendekiawan muda Nahlatul Ulama (NU) Irfan L Sarhindi mengatakan, akun-akun bodong produsen berita bohong (hoaks) yang menggunakan embel-embel Islam membuat buruk identitas Islam.

"Beberapa lalu saya telusuri penyebar hoaks, banyak akun nama Islami, Indonesia Bertauhid, Muslim Cyber, Anshor 212, dan akun-akun bodong dengan nama-nama aneh yang enggak jelas," katanya dalam sebuah diskusi bertajuk 'Saracen, Media Sosial, dan Politisasi Islam' di Jakarta, Selasa (29/8/2017).

Pengasuh Pondok Pesantren Salamul Falah itu mengatakan, mereka mengkultivasi atau mengolah berita-berita bohong seolah-olah nyata.

Irfan menganggap, kelakuan mereka ini justru menunjukkan adanya krisis identitas. Irfan mengatakan, pasca Eropa melaju dengan revolusi industrinya, dan kekhalifahan jatuh satu per satu, hingga saat ini masyarakat Muslim belum mampu mencapai masa kejayaannya kembali.

(Baca: Bagaimana Saracen Bisa Menggaet Ratusan Ribu Simpatisan?)

"Itu saya lihat menimbulkan krisis identitas, dan menimbulkan sikap antiasing, antibarat, anti Amerika. Kalau di Indonesia ditambah anti Komunis, karena sejarahnya," imbuh Irfan.

Selain menimbulkan perpecahan, akun-akun bodong penebar hoaks yang menggunakan embel-embel Islam tersebut juga malah menjatuhkan marwah Islam itu sendiri.

"Saya khawatir di generasi berikutnya Islam diidentikan dengan kebohongan. Kemudian mereka menjadi antipati kepada Islam," katanya.

"Karena mereka bosan dengan orang-orang yang meneriakkan takbir, mengklaim diri soleh, tetapi di saat bersamaan mereka melegitimasi diskursus kebohongan di sosial media," ujar Irfan.

Kompas TV Polisi Tangkap Penghina Presiden dan Kapolri di Medsos
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com