Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalla: Partai Oposisi Jadi Pendukung Pemerintah dengan Imbalan Menteri

Kompas.com - 28/08/2017, 14:13 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, Indonesia dengan sistem presidensial memiliki situasi politik yang sangat dinamis.

Hal ini disampaikan Kalla saat memberikan kuliah umum kepada Peserta Program Pendidikan Reguler (PPRA) ke-56 dan Program Pendidikan Singkat (PPSA) ke-21 Lemhanas Tahun 2017, di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin (28/8/2017).

Kalla menjawab pertanyaan peserta seputar sistem presidensial dan multipartai yang dianut Indonesia.

Politik yang dinamis, kata Kalla, bisa dilihat dari perubahan posisi partai politik di parlemen.

"Kadang hari ini oposisi, besok dia partai pemerintah," kata Kalla.

Baca: Politisi PDI-P Curigai Dukungan Golkar ke Jokowi pada Pilpres 2019

Kalla mengatakan, pada saat kampanye pemilihan presiden, ia bersama Presiden Joko Widodo hanya didukung oleh 36 persen kekuatan di parlemen.

Kini, setelah satu per satu partai oposisi merapat, pemerintah memiliki dukungan hingga lebih dari 70 persen kursi parpol di Senayan.

"Partai yang oposisi bisa jadi partai pemerintah dengan tentu diberi imbalan menteri," kata Kalla.

Partai yang awalnya oposisi dan merapat ke pemerintah, yakni Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional.

Baca: Golkar Bantah Dukung Jokowi pada Pilpres 2019 agar Dapat Jatah Menteri

Kedua partai itu sama-sama mendapatkan jatah satu menteri setelah memutuskan bergabung di gerbong pendukung pemerintah.

Golkar mendapatkan pos Menteri Perindustrian yang diisi Airlangga Hartarto.

Sementara PAN mendapatkan pos Menteri Pemberdayaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi yang diisi oleh Asman Abnur.

Kalla mengatakan, kondisi serupa juga ia alami saat maju sebagai cawapres berpasangan dengan Susilo Bambang Yudhoyono pada 2004.

Awalnya, partai politik yang mendukung pemerintah sangat minim

"Waktu saya wapres pertama kali, yang mendukung di DPR 11 persen, tapi pemerintah berjalan juga," kata dia.

Kompas TV Sejumlah nama yang mencuat adalah nama Najwa Shihab, Moeldoko, hingga Agus Harimurti Yudhoyono.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com