Karir militer tamat, harus melalui kawah chandra dimuka yang peluangnya masih dalam kisaran 2.1 % survei Agustus 2016.
Annisa adalah segalanya untuk Agus. Ia adalah matahari yang selalu bersemangat dan mendorong suaminya terus fokus juga saat PIlkada DKI Jakarta.
Pilkada berlalu, kami semua harus ikhlas dengan hasil yang ada. Ramai yang ikut gerilya dan warga yang ramai di lapangan, belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan.
Kami semua shock atas kekalahan tersebut. Pidato Agus 15 Februari 2017 itu saat tahu ia kalah, membuat semua orang kagum dan menaruh hormat padanya. Butuh waktu sebulan untuk mengembalikan semangat yang hilang.
Kisah selanjutnya, Agustus 2017 ini. Dengan langkah pasti dan senyum lebar, Agus yang berulang tahun ke-39 menyapa wartawan di Istana sebelum bertemu Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Agus memohon restu dan mengundang Presiden RI untuk hadir dalam launching The Yudhoyono Institute. Presiden Joko Widodo didampingi putra sulungnya Gibran Rakabuming.
Gibran sempat menjamu Agus dengan makanan bubur lemu dan gudeg.
Dalam suasana yang santai, Agus menepis berbagai spekulasi atas kehadirannya menemui Presiden Joko Widodo saat jumpa pers. Agus ke Istana semata-mata hanya untuk minta restu dan dukungan Presiden atas lembaga yang dipimpinnya.
Malam harinya, Agus sebagai Direktur Eksekutif, meluncurkan The Yudhoyono Institute yang dihadiri sekitar 1000 orangyang hadir dari berbagai kalangan di Djakarta Theater.
Sebelum bertemu Presiden Joko Widoao, satu demi satu putra-putri Presiden dihubungi, ditemui untuk menyampaikan undangan launching The Yudhoyono Institute.
Guruh Soekarno Putra dan Yenny Wahid menerima dengan tangan terbuka.
Usianya 39 tahun. Saya bersyukur bisa melihat dan mengikuti dari dekat perjalanan seorang anak muda yang cepat beradaptasi dalam politik.
Lulusan Harvard yang pernah bertugas dalam misi perdamaian di PBB saat masih menjadi anggota TNI ini tidak mudah patah. Ia juga fokus pada tujuan dan selalu mencari solusi terbaik.
Menurut Agus seperti disampaikan di Djakarta Theater, "Setiap orang adalah Patriot untuk bisa berkontribusi bagi negerinya."
Sambil mengingat pidato Agus, saya teringat catatan lama mata kuliah historiografi, "Setiap generasi akan melahirkan sejarahnya sendiri."
Sayup sayup terdengar, "Merah Putih teruslah kau berkibar" dari Cokelat dan mengingatkan saya 17 Agustus tinggal beberapa hari lagi.
Selamat jelang Hari Kemerdekaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.