Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Kebijakan "Full Day School", PKB Gelar Halaqah Kebangsaan Besok

Kompas.com - 06/08/2017, 20:54 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal DPP (Dewan Pimpinan Pusat) PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) Abdul Kadir Karding menyatakan, PKB menolak kebijakan full day school (FDS). Ia merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 23 tahun 2017 tentang Hari Sekolah.

"Dari awal sebelum dijadikan peraturan resmi, kami sudah menolak adanya sekolah lima hari yang mengatur jam sekolah dari pagi sampai sore hari," kata Karding sebagaimana dikutip dari rilis Desk Halaqah DPP PKB, Minggu (6/8/2017).

Baca juga: Ketum PKB: Kami Menolak Pelaksanaan FDS

Sejumlah organisasi dan lembaga seperti Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), kata Karding, menolak kebijakan itu bahkan sejak aturan itu masih menjadi wacana.

Penolakan itu, kata dia, juga terjadi di beberapa pemerintah daerah seperti Papua, NTT, Pasuruan, Tegal, dan Purwakarta.

"Hal ini seharusnya didengar oleh Menteri Pendidikan Muhadjir Effendi," kata Karding.

Ia mengatakan, salah satu Nawa Cita Presiden Joko Widodo adalah merevolusi karakter bangsa. Akan tetapi, menerjemahkan Nawa Cita dengan peraturan sekolah lima hari atau full day school menurut Karding sama sekali tidak tepat.

“Kami sepakat dengan revolusi karakter bangsa atau penguatan karakter bangsa, sebab itu yang sudah dilakukan oleh pesantren dan madrasah diniyah selama ini, bahkan sejak sebelum Indonesia Merdeka. Maka dari itu, kami akan tolak segala kebijakan yang akan melemahkan atau bahkan menghapus lembaga pendidikan asli Indonesia ini,” kata Ketua FPKB MPR RI itu.

Ia mengatakan, lewat kebijakan itu, yang terancam bukan hanya pesantren dan madrasah diniyah. Karakter bangsa juga dinilai terancam, termasuk NKRI.

PKB menilai FDS telah menafikan peran-peran kesejarahan dan peran madrasah dalam membangun karakter bangsa dan akhlak mulia. Pembangunan karakter bangsa dinilai tidak bisa diukur dengan banyaknya hari dan jam anak belajar di sekolah tetapi lewat kualitas proses pendidikan dan kesungguhan para guru atau ustadz dalam membimbing dan memberi teladan bagi peserta didik.

Menurut dia, kebijakan FDS tidak boleh dinegosiasikan dengan alasan apapun. Pihaknya menegaskan, PKB telah menginstruksikan kepada seluruh kader untuk terus berjuang menolak FDS.

Peraturan yang mewajibkan siswa sekolah mulai Senin sampai Jumat dari pagi sampai petang itu dinilai gegabah dan merugikan masyarakat karena keadaan masyarakat Indonesia yang beragam baik secara geografis, sosiologis maupun budaya.

Untuk merespons kebijakan tersebut, Senin besok, DPP PKB melalui Desk Halaqah mengundang berbagai pihak masyarakat yang peduli pendidikan untuk berdiskusi tentang kebijakan itu dalam acara Halaqah (pertemuan) Kebangsaan di Hotel Acacia, di Jakarta Pusat.

Halaqah Kebangsaan itu disebut akan dihadiri oleh anggota legislatif FPKB DPR RI komisi VIII dan X, perwakilan-perwakilan ormas Islam, pengasuh pesantren, madrasah diniyah dan TPQ dari DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat, serta elemen masyarakat yang peduli pendidikan.

Acara itu rencananya dihadiri juga oleh nasumber dari PBNU, KPAI, Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT), pejabat pemerintahan, dan tokoh lainnya. Harapannya, Halaqah Kebangsaan itu bisa merumuskan hal-hal strategis menyangkut penguatan karakter bangsa dan langkah taktis-strategis untuk menolak pelaksanaan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tersebut.

Lihat juga: Full Day School Dinilai Menambah Beban Ekonomi Orangtua Siswa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com