Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Megawati Saat Berantem dengan Gus Dur...

Kompas.com - 13/07/2017, 23:21 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden ke-5 Megawati Seokarnoputri mengakui kerap kali berantem dengan Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Hal ini diceritakan Megawati saat menjadi pembicara dalam Halaqah Nasional Ulama se-Indonesia di Jakarta, Kamis (13/7/2017).

Gus Dur dan Megawati pernah menjadi pasangan Presiden dan Wakil Presiden hasil pemilu 1999. Namun umur pasangan ini tak bertahan lama. Pada 2001, Gus Dur dilengserkan oleh MPR dan Megawati naik jabatan sebagai Presiden.

"Saya dengan Gus Dur itu sempat berantem. Tapi ya, biasanya kalau saya berantem dengan beliau, terus saya enggak mau ketemu," kata Megawati.

(Baca juga: Megawati: Ayah Saya Mengatakan, Tanpa Ulama Kita Masih Dijajah)

Namun, Megawati mengatakan, pertengkaran antara dia dan Gus Dur biasanya tidak berlangsung lama. Gus Dur selalu berinisiatif untuk mengajak berdamai.

"Saya tahu pasti nanti pasti saya menang," kata Megawati.

Ketua Umum DPP PDI-P ini mengungkapkan, biasanya Gus Dur selalu datang ke rumahnya tiap kali mereka sedang marahan. Setelah sampai di depan rumah Megawati, baru lah Gus Dur memberi kabar. Megawati pun tidak bisa menolak kedatangan Gus Dur.

"Nanti telepon, 'mbak, lagi opo?' 'Di rumah mas'. 'Bikinkan saya nasi goreng ya saya sudah di depan pintu rumah'. Kalau baikan begitu. Lah saya terpaksa toh bikin nasi goreng," ucap Megawati disambut tawa para ulama yang hadir.

Kompas TV Presiden Joko Widodo terlihat berbicara serius berdua dengan Megawati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com