Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Amir Sodikin
Managing Editor Kompas.com

Wartawan, menyukai isu-isu tradisionalisme sekaligus perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Bergabung dengan harian Kompas sejak 2002, kemudian ditugaskan di Kompas.com sejak 2016. Menyelesaikan S1 sebagai sarjana sains dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), dan S2 master ilmu komunikasi dari Magister Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina. 

Revolusi Maaf Idul Fitri: Kekuatan Melawan Korupsi dan Ketidakadilan

Kompas.com - 24/06/2017, 14:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

Asghar Ali Engineer dalam buku Islam dan Teologi Pembebasan ( 1999) halaman 4 memaparkan, semasa Nabi masih hidup dan beberapa dekade sesudahnya, Islam menjadi kekuatan yang revolusioner.

Para sejarawan membuktikan bahwa Nabi sebagai utusan Allah menggulirkan tantangan yang membahayakan saudagar-saudagar kaya di Mekah. Saudagar-saudagar ini berasal dari suku yang berkuasa di Mekah, Quraisy.

Mereka menyombongkan diri dan mabuk kekuasaan. Melanggar norma kesukuan dan betul-betul tidak menghargai fakir miskin.

Orang-orang miskin dan tertindas di Mekah inilah termasuk para budak yang pertama-tama mengikuti Nabi Muhammad SAW ketika beliau mulai menyebarkan ajaran suci Islam. Nabi sendiri seorang yatim piatu dan berasal dari keluarga miskin namun terhormat dari suku Quraisy.

Masih menurut Asghar, Nabi Muhammad SAW melalui dakwahnya menyeru kepada saudagar-saudagar kaya Mekah dengan kalimat yang pasti. Al Quran menyebutkan, "Mereka mengumpulkan kekayaan dan menimbunnya, mereka mengira kekayaannya akan mengekalkannya. Sama sekali tidak! Mereka akan dilontarkan ke dalam neraka Huthamah. Apakah Huthamah itu? Yaitu api yang dinyalakan Allah....(Al Quran:104).

Juga disebutkan dalam Surat 102, "Perlombaan menimbun harta menjadikan kamu lalai, sampai kamu masuk ke liang kubur. Tapi tidak, kamu akan tahu....kemudian pada hari itu kamu akan ditanyai tentang kenikmatan-kenikmatan duniawi."

Emansipasi dalam Islam

Islam sejak awal sudah menekankan adanya emansipasi para budak, emansipasi untuk kaum perempuan, emansipasi semua suku bangsa tak peduli rasnya berasal. Asghar Ali Engineer mengingatkan, salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW adalah Bilal, seorang Negro.

Bilal ditunjuk oleh Nabi untuk menjadi muazin, yaitu orang yang ditugaskan melantunkan azan. Waktu itu, dalam konteks masyarakat jahiliah (bodoh), suara azan adalah sebuah ajakan untuk perubahan yang revolusioner.

Untuk menekankan suara azan sebagai suara revolusioner, Asghar Ali Engineer mengutip perspektif dari orang luar lingkaran Islam, yaitu tulisan salah seorang pemeluk Kristen, Raif Khoury, dari Libanon. Raif menggambarkan bagaimana revolusionernya suara azan Bilal di tengah-temah masyarakat yang masih terbelakang saat itu.

Kutipan dari tulisan Raif Khoury ini cukup panjang. Namun, karena isinya yang begitu menggetarkan bagi saya sendiri, izinkan saya untuk mengutip lengkap tulisan Raif Khoury yang disitir Asghar di halaman 5:

"Betapa sering kita mendengar suara azan dari menara di kota-kota Arab yang abadi ini: Allahu Akbar! Allahu Akbar! Betapa sering kita membaca atau mendengar Bilal, seorang keturunan Abyssinian, mengumandangkan azan untuk pertama kalinya sehingga menggema di jaziirah Arab, ketika Nabi mulai berdakwah dan menghadapi pengaiayaan serta hinaan dari orang-orang yang terbelakang dan bodoh.

Suara Bilal merupakan sebuah panggilan, seruan untuk memulai perjuangan dalam mengakhiri sejarah bangsa Arab dan menyongsong matahari yang terbit di pagi hari yang cerah. Namun, apakah kalian sudah merenungkan apa yang dimaksud dan apa isi dari penggilan itu?

Apakah setiap mendengarkan panggilan suci itu kamu ingat bahwa Allahu Akbar bermakna: berilah sanksi kepada para lintah darat yang tamak itu! Tariklah pajak (zakat) dari mereka yang menumpuk-numpuk kekayaaan!

Sitalah kekayaan para tukang monopoli (koruptor - Red) yang menumpuk-numpuk kekayan dengan cara mencuri (korupsi - Red). Sediakanlah makanan untuk rakyat banyak! Bukalah pintu pendidikan lebar-lebar dan majukan kaum wanita!

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Nasional
26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

Nasional
Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Nasional
Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Nasional
PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

Nasional
Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Nasional
PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

Nasional
PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

Nasional
Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Nasional
Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Nasional
Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Nasional
Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Nasional
Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Nasional
TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

Nasional
Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com