Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
F.X. Lilik Dwi Mardjianto
Ketua Program Studi Jurnalistik Universitas Multimedia Nusantara

pengagum jurnalisme | penikmat sastra | pecandu tawa riang keluarga

Apakah Website Terlalu Usang Untuk Jurnalisme Digital?

Kompas.com - 20/06/2017, 04:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

MENJELANG pertengahan Juni 2017, pencinta majalah yang membahas musik, film, olahraga, otomotif, dan kegiatan sekolah yang inspiratif, mendapat kabar mengejutkan. HAI, salah satu sumber informasi bagi remaja cowok, memutuskan untuk tidak mencetak majalah lagi.

Manajemen HAI dalam keterangan resmi di beberapa media menegaskan bahwa majalah itu tidak gulung tikar. Majalah itu hanya mengubah bentuk, dari cetak menjadi digital.

“We need more space” adalah argumentasi manajemen HAI. Menurut mereka, platform digital dalam bentuk website, adalah pilihan yang paling pas untuk memberikan ruang yang luas dan lebih bebas kepada tim HAI dan pembaca.

Jika mau melihat sedikit ke belakang, geliat yang dialami oleh HAI ini sebenarnya pernah dialami oleh media-media yang lain.

Sebut saja Jakarta Globe. Koran berbahasa Inggris ini sudah lebih awal memutuskan untuk fokus menggarap website.

Dinamika yang mirip juga dialami oleh Tempo. Meskipun belum memutuskan untuk menghentikan versi cetak, media ini membuka hati untuk lebih memberikan perhatian kepada berbagai bentuk jurnalisme digital. Website adalah salah satu perhatian mereka.

Gelombang digitalisasi memang sudah menerpa ke segala arah. Jurnalisme adalah salah satu bidang yang berada di tengah gelombang tersebut. Sejumlah media, termasuk di Indonesia, mulai melirik wilayah baru ini.

Di satu sisi, sejumlah media melihat migrasi ini secara optimistis. Namun, tidak sedikit juga yang ragu.

Website vs platform

Di tengah ketidakpastian antara mereka yang optimistis dan ragu untuk merambah bentuk-bentuk jurnalisme digital, tulisan ini mencoba untuk menggambarkan tren perubahan yang sedang terjadi.

Seperti kata banyak orang, dalam timbunan ketidakpastian, selalu ada satu hal yang pasti, yaitu perubahan.

Transformasi jurnalisme digital di Indonesia mengikuti pola yang relatif sama. Setiap media yang meninggalkan bentuk cetak dan memutuskan untuk masuk ke era digital pasti akan fokus untuk mengembangkan website dan mengintegrasikan konten ke berbagai aplikasi jejaring sosial.

Memang, beberapa media memikirkan distribusi konten melalui aplikasi lain, namun itupun masih “menumpang” di aplikasi berbasis internet yang dibuat oleh pihak lain, seperti Facebook, Twitter, Path, Instagram, Google, dan sebagainya.

Belum semua media online membuka mata bahwa tantangan utama bukan hanya mencari jumlah pembaca sebanyak-banyaknya, melainkan adalah “mengenali” pembaca. Pada saat yang sama, media online juga perlu memutar otak untuk mencegah pembaca dan pengiklan berpaling ke berbagai aplikasi yang diproduksi oleh pihak lain.

Singkat kata, kompetitor media online bukan hanya media online yang lain. Kompetitor yang tidak kalah menakutkan adalah perusahaan aplikasi berbasis internet atau sering disebut platform.

Sudah ada bertumpuk-tumpuk hasil riset yang menyebutkan bahwa pembaca mengakses berita melalui platform seperti Twitter, Line, Facebook, Google, dan sebagainya. Website berita bukan menjadi tujuan utama.

Dengan begitu, sangatlah masuk akal jika sebagian besar iklan di internet mengucur ke platform, bukan portal berita.

Jika memang platform adalah “lapak” berita masa depan, maka tak berlebihan jika media online mulai meninggalkan website dan membuat platform sendiri.

Bingdu dan Upday

Membangun platform sendiri sepertinya bukan lagi ilusi bagi media online. Beberapa media online di sejumlah negara mulai memikirkannya secara serius.

Southern Metropolis Daily adalah salah satu contoh. Media ini adalah bagian dari Southern Media Group, sebuah korporasi media di Guangzhou, China.

Selain memiliki portal berita, kelompok media ini juga membangun sebuah platform bernama Bingdu.

Ringkasnya, Bingdu adalah platform yang menggabungkan beberapa hal di dalam satu aplikasi. Dua hal utama yang menjadi andalan Bingdu adalah agregasi atau pengumpulan berita dan interaksi langsung dengan pengguna.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com