Posisi ketujuh ditempati akun resmi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (@RT_Erdogan) dengan pengikut sebanyak 10,2 juta.
Sementara posisi ke delapan ditempati akun Menteri Luar Negeri India Sushma Swaraj (@SushmaSwaraj) yang memiliki lebih dari 8 juta pengikut.
Posisi ke sembilan, Wakil Presiden dan Perdana Menteri Uni Emirat Arab (UEA) dan Pemimpin Dubai, Yang Mulia Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum.
Akun Twitter resmi Yang Mulia Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum (@HHShkMohd), memiliki pengikut sebanyak 7,9 juta.
Posisi ke sepuluh ditempati Presiden RI Joko Widodo.
Twitter masih jadi pilihan
Berdasarkan studi, Twitter masih menjadi jejaring sosial pilihan pemerintahan dan para menteri luar negeri, jika dilihat dari jumlah institusi pemerintahan yang ada pada platform ini.
Tim riset Burson-Marsteller mengidentifikasi 856 akun Twitter yang dikelola oleh kepala negara dan pemerintahan, serta menteri luar negeri di 178 negara.
Jumlah ini mewakili 92 persen negara-negara anggota PBB dengan cakupan jangkuan mencapai 356 juta pengikut.
Hingga 22 Mei 2017, para pemimpin dunia telah mengirimkan total 5.204.579 twit sejak akun mereka dibuat.
Lembaga-lembaga pemerintahan di Amerika Latin merupakan yang paling aktif di Twitter.
Pemerintah Meksiko (@GobMx) paling banyak mengunggah dengan rata-rata 123 tweet per hari.
Komunikasi Visual Analisis dari 946.000 tweet yang dikirim oleh para pemimpin dunia sejak 1 Januari 2016 menunjukkan bahwa Twitter dianggap sebagai jejaring sosial berbasis teks.
Tiga perempat dari semua twit tersebut hanya berisi teks termasuk tautan yang secara otomatis menampilkan sebagian gambar dari laman yang ditautkan.
Menurut analisis Twitter, kurang dari seperempat tweet yang dikaji memuat gambar, yang secara umum meningkatkan kesempatan tweet ulang (retweet) sebesar 35 persen.