Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Panglima TNI Mencontohkan Semangat Keberagaman dari Pengamen

Kompas.com - 31/05/2017, 15:07 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sempat menampilkan video seorang pengamen saat memberikan pengarahan kepada pegawai negeri sipil Inspektorat Jenderal Kementerian Agama.

Panglima menjadi pembicara dalam dalam workshop 'Peneguhan Pancasila Bagi Aparatur Sipil Negara, di Hotel Novotel Mangga Dua, Jakarta, Rabu (31/5/2017).

Video tersebut menampilkan seorang pengamen jalanan asal Cilacap bernama Pujiono menyanyikan lagu ciptaannya sendiri berjudul Manisnya Negeriku.

Pujiono tampil dalam proses audisi sebuah ajang pencarian bakat di salah satu stasiun televisi swasta.

"Memang manis, manis gula-gula. Begitu juga negeri kita tercinta. Banyak suku dan budaya, ada Jawa, Sumatera sampai Papua. Semuanya ada di sini, hidup rukun damai berseri-seri..."

"Ragam umat agamanya. Ada Islam, Kristen, Hindu, Budha. Semuanya ada di sini, bersatu dalam Bhinneka Tunggal Ika."

"Indonesia Negeri Kita Tercinta, kita semua wajib menjaganya, jangan sampai kita terpecah belah oleh pihak lainnya..."

Demikian potongan lirik yang dinyanyikan Pujiono.

"Pengamen saja paham soal keberagaman dan menjaga persatuan. Saya yakin Bapak dan Ibu lebih paham soal ini," ujar Gatot yang disambut tepuk tangan dari seluruh peserta workshop.

Dalam arahannya tersebut, Gatot menekankan bahwa seluruh pegawai negeri, khususnya di lingkungan Kementerian Agama wajib berperan dalam mengantisipasi ancaman perpecahan di tengah masyarakat.

(Baca: Panglima TNI Minta ASN Kemenag Berperan Hapus Sentimen SARA)

Gatot menuturkan, Pancasila sebagai dasar negara harus menjadi fondasi bagi seluruh umat beragama.

Dengan begitu, kata Gatot, konflik antar-kelompok agama bisa dihindari.

"Ancaman sudah nyata dan perlu antisipasi sejak dini. Maka tokoh agama harus berperan. Jangan sampai di negeri ini terjadi konflik agama, sangat bahaya," tutur Gatot.

Kompas TV Masjid Gang Bengkok Berdiri pada 1874

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com