Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hukuman Kejahatan Santet Sudah Ada Sejak Zaman Sriwijaya dan Majapahit

Kompas.com - 30/05/2017, 21:02 WIB
Yudha Pratomo

Penulis

Jakarta - Bagi sebagian orang santet dianggap sebagia mitos. Tapi, bagi sebagian lainnya, santet adalah senjata yang bisa digunakan untuk membunuh orang.

Ternyata santet sudah ada sejak zaman kerajaan dan ada hukum yang mengatur tentang kejahatan santet ini.

Ulasan soal santet di era kerajaan adalah salah satu artikel pilihan Kompasiana hari ini.

Selain itu ada juga ulasan seputar menghilangkan komedo yang membandel dan reportase penemuan uang kuno di Maluku Tengah.

Berikut ini adalah artikel pilihan Kompasiana selengkapnya.

1. Kejahatan Santet dalam Hukum Pidana Zaman Kerajaan

Santet yang dikenal juga dengan istilah teluh adalah tindakan di mana seseorang mencelakakan orang lain melalui perantara magis. Pelaku santet bisa membuat target operasinya sakit berkepanjangan hingga meninggal dunia.

Indonesia sebenarnya memiliki peraturan tentang kejahatan santet yakni dalam revisi KUHP yang pernah diperbincangkan tepatnya pada Pasal 293 RUU KUHP. Ternyata hukum yang mengatur santet ini sudah ada sejak zaman kerajaan kuno.

Pada masa kerajaan Sriwijaya, beberapa prasasti diketahui mengatur hukuman kejahatan santet ini. Hukum yang sama juga diketahui berlaku di Kerajaan Majapahit.

Gambaran ilmu hitam menurut prasasti ini adalah bentuk kejahatan yang keji dan harus dijatuhi pidana mati tanpa proses apapun.

Ulasan selengkapnya soal aturan hukum kejahatan santet ini bisa Anda baca melalui tautan berikut ini.

2. Tarawih Ngebut Vs Tarawih Kalem dalam Perspektif Pendidikan

KRISTIANTO PURNOMO Umat muslim menjalankan shalat tarawih pertama di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (26/5/2017). Pemerintah menetapkan bahwa 1 Ramadhan 1438 Hijriah jatuh pada Sabtu (27/5/2017). KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Shalat tarawih adalah ibadah sunah bagi muslim di bulan Ramadan. Berbeda mahzab, berbeda pula tata cara pelaksanaannya. Ada yang cepat dengan jumlah rakaat yang banyak, ada pula yang lambat namun dengan rakaat yang dipangkas.

Bagaimana melihat ini dalam perspektif pendidikan?

Setidaknya dari perspektif pendidikan ada beberapa aliran dalam shalat ini. Pertama adalah cognitivism. Aliran ini menganggap jumlah rakaat tidak jadi ukuran sehingga prosesnya lebih pendek.

Kedua adalah aliran behaviorism. Aliran ini biasanya dianut oleh mereka yang shalat dengan jumlah rakaat yang banyak namun dengan gerakan yang cepat.

Ulasan selengkapnya bisa Anda baca melalui tautan berikut ini.

3. Komedo Membandel? Hilangkan dengan Cara Alami Ini!

Komedo, bintik hitam yang menjadi masalah di kulit wajah yang susah dihilangkan ini seringkali menjadi musuh Anda. Bagaimana cara mudah menghilangkan komedo?

Pertama Anda bisa memanfaatkan baking soda. Cukup mencampurkan satu sendok baking soda dengan sedikit air lalu dioleskan ke wajah dan bilas dengan air bersih.

Kedua, masker putih telur dan jeruk nipis bisa mencegah dan mengangkat komedo pada wajah Anda. Cukup campurkan putih telur dengan perasan jeruk nipis lalu gunakan di wajah Anda.

Beberapa tips lainnya bisa Anda baca secara lengkap lewat tautan ini.

4. Film Karya Anak Bangsa Ini Berhasil Curi Perhatian di Cannes 2017

Cinesurya Salah satu adegan Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak.
Indonesia patut bangga. Pasalnya film garapan anak bangsa kembali menyita perhatian di Festival Film Cannes 2017 pada 17 hingga 28 Mei lalu.

Film karya Mouly Surya, Marlina The Murderer in Four Acts atau Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak ini menyita perhatian para pengunjung festival.

Film ini berkisah tentang Marlina, seorang janda yang tinggal di Sumba. Suatu ketika ia didatangi sejumlah perampok yang mengambil ternaknya dan akan memerkosanya. Mendengar adanya ancaman ini, ia tidak gentar. Marlina melakukan perlawanan.

Film ini mungkin terkesan cukup brutal namun sangat menarik untuk ditonton.

Selengkapnya.

5. Penemuan Uang Koin Kuno VOC (1790-1839) di Maluku Tengah

Siapa sangka ketika tengah menggali halaman rumah salah satu kerabatnya, Hanan, pria asal Maluku Tengah ini malah menemukan makam tua dengan kerangka manusia dan 10 koin kuno.

Yang menarik adalah pada koin tersebut tertulis VOC dan angka tahun 1790, 1816, 1821, 1826m 1838, dan 1839.

Berdasarkan laporan penulis, ia sempat mewawancarai seorang ahli sejarah di Maluku dan bertanya pendapatnya. Ahli tersebut mengatakan bahwa keberadaan koin tersebut disebabkan adanya perdagangan besar pada masa itu.

Kendati demikian sampai tulisan tersebut dipublikasi pagi tadi, belum ada penjelasan dari pihak-pihak terkait tentang penemuan koin-koin ini. Perlu ada penyelidikan lebih lanjut.

Ulasan selengkapnya penemuan koin VOC ini bisa Anda baca melalui tautan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com