Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kata Politisi PKB soal Jokowi-JK yang Berbeda Pandangan Politik

Kompas.com - 26/05/2017, 18:20 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menilai kondusivitas sangat perlu dijaga, menyusul kondisi kebangsaan yang saat ini dinilai memprihatinkan.

Wakil Sekretaris Jenderal PKB Daniel Johan menuturkan, kondusivitas pemerintahan juga penting untuk dijaga, sekalipun Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla berbeda pandangan politik dalam konteks Pilkada DKI Jakarta.

Daniel pun mengapresiasi pernyataan Presiden Jokowi yang menyatakan bahwa kepala negara sekaligus kepala pemerintahan itu bersikap netral.

"Tentu sangat dibutuhkan (jaga kondusivitas). Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan tertinggi memiliki magnet yang begitu kuat," kata Daniel melalui pesan singkat, Jumat (26/5/2017).

Ia menambahkan, kondisi kebangsaan haruslah menjadi hal utama yang dipikirkan. Hal itu sesuai dengan perintah dari seribu kiai sepuh kepada Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar pada forum Musyawarah Kubro Ulama di Sidoardjo, Kamis (25/5/2017) kemarin.

Dalam kesempatan tersebut, para kiai menekankan pentingnya menyampaikan Islam yang saling menghargai dan menghormati perbedaan.

"Itu yang menjadi perhatian kiai sepuh kepada PKB," kata wakil ketua Komisi IV DPR RI Itu.

Menurut Daniel, tak menutup kemungkinan, hal yang terjadi di Pilkada DKI, seperti masalah polarisasi, akan terulang di daerah-daerah lainnya jelang Pilkada 2018.

Oleh karena itu, kata Daniel, masyarakat didorong untuk belajar dari kondisi yang tak kondusif selama proses Pilkada DKI Jakarta berlangsung.

"Kita harus dorong masyarakat semakin dewasa dan belajar banyak dari proses Pilkada DKI," ucap Daniel.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo angkat bicara soal perbedaan pandangan politik antara dirinya dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di dalam Pilkada DKI Jakarta.

Jokowi mengakui bahwa dirinya dan sang wakil berbeda pandangan politik dalam pesta demokrasi rakyat Ibu Kota tersebut.

Presiden Jokowi dengan tegas memosisikan diri tidak memihak ke pasangan calon mana pun. Sementara, JK memilih untuk mendukung pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

(Baca juga: Jokowi Akui Beda Pandangan dengan JK di Pilkada DKI, tetapi Tetap Akur)

Meski begitu, Jokowi menyadari banyak pihak yang tidak percaya bahwa dirinya netral dan berdiri di atas semua golongan di dalam Pilkada DKI Jakarta.

"Banyak orang yang enggak percaya. Bolak-balik saya sampaikan bahwa di wilayah praktis seperti pemilihan gubernur, pemilihan wali kota dan bupati, saya ingin betul-betul berada netral. Apalagi sampai intervensi-intervensi. Saya sampaikan tidak," ujar Jokowi dalam acara "Jokowi di Rosi" di Kompas TV, Kamis (25/5/2017).

"Banyak yang tidak percaya. Banyak yang enggak percaya. Tetapi sekali lagi yang kita lihat sekarang ini ya seperti apa adanya. Tidak hanya di DKI, di daerah lain juga sama (Jokowi tidak intervensi)," kata dia.

(Baca juga: Jokowi: Jangan Sampai Pilkada Berikutnya Ada Isu SARA)

Kompas TV Di sela-sela talkshow antara Presiden Joko Widodo dan Rosianna Silalahi, keduanya juga membuat vlog bersama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Angota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Angota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com