Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersama dalam Kemajemukan

Kompas.com - 22/05/2017, 15:37 WIB

Faktanya, Indonesia dibangun atas dasar kemajemukan dalam semangat kebersamaan sebagaimana pandangan para Bapak Pendiri Bangsa (Founding Fathers).Tujuan mengganti dasar negara selain Pancasila harus dicegah, yang kalau meminjam istilah Presiden Jokowi, digebuk.

Pada perspektif ini, mungkin ada kelompok yang tidak bersetuju, tetapi saya percaya bahwa direktif Presiden untuk menggebuk siapa pun yang bertindak inkonstitusional dengan niat mengganti Pancasila sebagai dasar negara pasti mendapat dukungan luas masyarakat Indonesia.Pemerintah perlu mencermati isu ini secara terukur akan kemungkinan dibajak oleh kepentingan tertentu yang justru bisa mengesankan bahwa pemerintah tak netral, bahkan mendukung kelompok tertentu.

Indonesia bisa

Beberapa waktu lalu, Duta Besar Kanada untuk Republik IndonesiaPeter MacArthur bertemu saya dan menceritakan bagaimana dirinya dan Pemerintah Kanada sangat terkesan dengan pidato Presiden Soekarno di depan Majelis Tinggi dan Rendah Kanada pada 5 Juni 1956yang intinya menyatakan RI dan Kanada, meski dipisahkan oleh Samudra Pasifik, bertetangga dan punya banyak persamaan atau kemiripan (similarity).

Presiden Soekarno menjelaskan motto Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti kita toleran satu sama lain sebagai satu bangsa, tanpa tekanan, paksaan dari negara. Mengapa Indonesia bisa?Dasarnya, le dÉsir d’Être ensemble, ada keinginan untuk bersatu, bukannya saling mencurigai, mendominasi, dan saling mengancam. Itulah inti pidato Presiden Soekarno tentang kebinekaan Indonesia, lebih dari 60 tahun silam.

Saat ini, pemerintah diharapkan terus melanjutkan pendirian dan komitmen pemerintah sebelumnya dengan terus merajut kebinekaan dalam kerangka kebersamaan agar tetap utuhnya NKRI.Untuk itu, diperlukan kemauan politik (political will) dengan pesan atau narasi yang tidak terlalu sulit dimengerti, seperti statement Presiden Jokowi dalam istilah gebuk.Indonesia telah menjadi role model merujuk kebersamaan dalam kemajemukan.Dan, itu harus dipertahankan.We should be proud of Indonesia--I am.

Julian Aldrin Pasha
Ketua Departemen Ilmu Politik Fisip Universitas Indonesia

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 22 Mei 2017, di halaman 6 dengan judul "Bersama dalam Kemajemukan".

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com