Di hadapan puluhan peserta diskusi di kantor Stimson Center, salah satu lembaga think tank AS, Susi mengatakan tetap akan menenggelamkan kapal-kapal AS yang mencuri ikan di Indonesia. Ungkapan ini disambut dengan gelak tawa para peserta diskusi.
Jessica Hardy, pendiri Regenerative Seas, yang sempat menjelajah Nusantara selama tiga tahun, pun terkesan dengan Susi.
Ia mengikuti kiprah Susi melalui media massa yang mewartakan aksi-aksinya menenggelamkan kapal asing.
Ia bahkan mengikuti pidato Susi pada Konferensi Kelautan di Bali pada 2016.
"Ia adalah perempuan yang tangguh," kata Jessica.
Orang bodoh
Namun, puja-puji yang diterima Susi di luar negeri terkadang berbeda irama dengan pendapat sejumlah kalangan di dalam negeri.
Di Indonesia, Susi dikritik karena kebijakannya tak berorientasi pada sektor laut, lebih pada menenggelamkan kapal.
Bahkan, ada yang menilai bahwa orang bodoh pun bisa menenggelamkan kapal.
Cerita ini pun dibawa Susi di hadapan peserta simposium kepemimpinan global tentang masa depan kelautan yang diselenggarakan The Pew Charitable Trust serta di hadapan sejumlah pemikir, aktivis, dan ahli pemerintahan saat berbicara di Stimson Center.
Bukan ingin secara frontal menjawab sindiran itu, ia hanya ingin menunjukkan bahwa tak semua orang menyukai apa yang dilakukannya.
Padahal, menurut Susi, menjadi orang bodoh saja tidak cukup untuk bisa menggerakkan TNI AL beserta instansi terkait untuk meledakkan kapal pencuri ikan.
"Orang bodoh ini harus jadi menteri dulu supaya bisa meledakkan kapal," kata Susi.
Ia mencurigai pihak-pihak yang dirugikan atas kebijakan-kebijakannya, khususnya para pemilik kapal, mulai menggunakan berbagai cara untuk menghambat langkahnya memberantas praktik pencurian ikan serta menyeimbangkan kepentingan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
Salah satu cara yang digunakan adalah dengan memengaruhi elite politik supaya kebijakan pelarangan beroperasinya kapal-kapal eks asing dicabut dan tetap diperbolehkannya penggunaan cantrang untuk menangkap ikan.
Susi pun berharap Presiden RI tidak terpengaruh dan tetap mendukung langkahnya. Apalagi dengan diterimanya penghargaan Peter Benchley Ocean Awards, penghargaan paling prestisius di dunia kemaritiman internasional, menunjukkan langkah Pemerintah RI telah berada di rel yang benar.
(SUSANA RITA KUMALASANTI dari Washington, Amerika Serikat)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.