Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langkah Demokrat Siapkan Agus Yudhoyono sebagai Capres 2019

Kompas.com - 09/05/2017, 09:13 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

Kompas TV Langkah Kuda Agus Yudhoyono

"Beliau punya pengalaman September sampai Februari di (Pilkada) DKI, cepat sekali. Tapi juga cepat sekali melahirkan dia sebagai orang yang dikenal. Bahkan di daerah juga seperti di Kepulauan Riau dan kamu lihat sendiri di NTB, antusiasme masyarakat tinggi sekali kan," kata Hinca.

(Baca: Jika "Presidential Threshold" 0 Persen, Demokrat Berpotensi Usung AHY)

Alternatif

Ia menambahkan, saat ini Indonesia membutuhkan alternatif pemimpin baru di kancah politik. Menurut dia, jika nanti yang maju pada pemilu 2019 hanya Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto, rakyat tak mendapat alternatif baru.

Karena itu, Hinca menilai, Agus memenuhi dua syarat seseorang bisa menjadi pemimpin yakni merupakan sosok yang tepat dan muncul di momen yang tepat pula.

"Setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya. Masa ini (usia) kepala 3 dan 4 (usia 30-an dan 40-an)-lah yang punya masa," tutur Hinca.

Ia bahkan tak menampik bila ada penerimaan positif dari internal Demokrat untuk menerima kehadiran Agus sebagai pemimpin.

"Kami merasakan ada gairah yang kuat sekali menerima beliau. Kalau kami ukur dulu 17 persen suara di DKI. Kalau kemudian keliling ke daerah dan dia bisa mengangkatnya ya bagus," ujar Hinca.

"Tentu setiap kompetisi di depannya harus diikuti semuanya. Yang bisa dikuti ya diikuti," sambung Hinca.

Terlebih, Hinca menyatakan, partainya terus memantau pembahasan Rancangan Undang-undang (RUU) Pemilu di DPR, terutama pada isu presidential threshold (PT).

Sebab, menurut Hinca, PT sangat krusial dalam memengaruhi peta politik pencapresan di pemilu 2019. Ia merasa saat ini di DPR lebih banyak partai yang menginginkan PT sebesar 0 persen.

Ia menyatakan Demokrat siap bila harus mengusung capres sendiri jika PT ditiadakan. Hinca menambahkan sangat disayangkan bila Demokrat harus berkoalisi mengusung capres dari partai lain.

Karena, dengan demikian, nama Demokrat tak ikut terkatrol, sebab capres yang diusung tak ada keterkaitan dengan Demokrat.

Aroma wacana pencapresan Agus Yudhoyono semakin terasa dari pernyataan Wakil Ketua Umum Demokrat, Roy Suryo.

Menurut Roy, Agus Yudhoyono tidak akan maju pada Pilkada Jawa Timur atau pada pilkada daerah lain pada 2018.

"Nah pertanyaan menarik karena ada Agus Harimurti di sini. Apakah Agus diusung untuk pilkada? Jawaban dari pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua Umum Demokrat) tegas, tidak. Ada tugas yang lebih besar untuk mas AHY," kata Roy ditemui di Mataram, Minggu (7/5/2017).

(Baca: Roy Suryo: Tak Akan Ikut Pilkada, AHY Dapat Tugas yang Lebih Besar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com