Meski demikian, Hidayat tak menampik jika dukungan Kalla dinilai signifikan bagi Anies-Sandi.
Menurut dia, dukungan Kalla dapat diartikan bahwa pasangan Anies-Sandi tak hanya diterima oleh komunitas Gerindra-PKS, tetapi juga kelompok lainnya.
"Beliau dari sisi partai, Golkar. Dari sisi koalisi, beliau Indonesia Hebat. Kalau Pak JK juga mendukung atau tidak menolak, berarti pasangan yang kami ajukan potensial untuk mendapatkan dukungan juga bukan hanya dari PKS dan Gerindra," kata Wakil Ketua MPR RI itu.
Hidayat juga membantah cerita soal figur Anies yang sempat tidak diperhitungkan atau diragukan.
Ia mengatakan, partai koalisi mencari pasangan yang paling kuat untuk bisa melawan dua calon gubernur kompetitor yakni Basuki Tjahaja Purnama dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Bukan berarti ragu, tapi dalam proses mencari yang lebih bisa memenangkan, lebih unggul, lebih baik. Saya rasa proses itu wajar berlaku bukan berarti menghadirkan keraguan," kata dia.
"Bahkan kami waktu itu juga komunikasi dengan Pak Yusril untuk jadi bagian jika dimungkinkan jadi calon alternatif. Termasuk memikirkan untuk memunculkan Pak Yusuf Mansyur," lanjut Hidayat.
Intervensi Kalla
Cerita soal peran Jusuf Kalla dalam pemilihan Anies sebagai cagub DKI diungkapkan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan saat berpidato dalam seminar nasional kebangsaan Gerakan Mubaligh dan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (2/5/2017).
Zulkifli juga mengungkapkan tentang beberapa tokoh yang sempat diusulkan mendampingi Sandiaga pada Pilkada di Jakarta.
Mereka adalah Yusril Ihza Mahendra, Chairul Tanjung, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
Nama Anies, menurut Zulkifli, awalnya tidak diperhitungkan karena tidak ada partai yang mau mengusung dia.
Nama mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu akhirnya diajukan dan disetujui untuk mendampingi Sandiaga setelah ada intervensi Kalla.
Adapun Jusuf Kalla membantah pernyataan Zulkifli Hasan yang menyebut dia mengintervensi pencalonan Anies Baswedan pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Namun, Kalla mengaku berkomunikasi dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk memilih Anies.
"Saya kan ke luar negeri waktu itu. Tentu berbicaralah apa salahnya. Kami bicara dengan pimpinan partai agar semuanya hasilnya baik, negara aman, maju, dan damai. Coba sekarang? damai kan?" ujar Kalla, seusai meresmikan pembukaan Rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI) 2017, di Istana Wakil Presiden Jakarta, Kamis siang.
Dia tak sepakat jika komunikasi yang dilakukannya disebut sebagai intervensi.
"Kalau orang berbicara, emangnya intervensi? Masak saya tidak bisa bicara. Kalau saya bicara sama Anda, intervensi enggak? Enggak kan? Kalau orang berbicara kan boleh saja. Apa salahnya? Semua teman saya," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.