Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Algooth Putranto

Pengajar Ilmu Komunikasi Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI).

Berebut Kartu Mati Politik Cendana?

Kompas.com - 19/03/2017, 15:54 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBambang Priyo Jatmiko

Tak berjuang sendirian, Titiek didukung pamannya, Probosutedjo. Bagi yang kurang paham silsilah keluarga Cendana, Probosutedjo adalah adik tiri Soeharto. Probosutedjo adalah pengusaha sukses sejak masa Orde Baru dan menjadi penggagas pendirian Museum Memorial Jenderal Besar HM Suharto di Kemusuk, Bantul, Yogyakarta.

Probosutedjo dikenal dekat dengan jaringan umat Muslim, juga terkenal sebagai ketua Panitia Nasional Solidaritas Muslim Bosnia (PNSM) yang menggalang dukungan pada solidaritas muslim Bosnia maupun pendirian Masjid Haji Mohamad Soeharto di Sarajevo.

Dan jangan mudah lupa, pasca-pendirian museum Soeharto pada 8 Juni 2013, marak beredar kaos dan sticker bergambar Suharto dengan kata-kata “Piye kabare bro? Penak jamanku tho..” yang artinya kurang lebih adalah “bagaimana kabarnya? masih lebih enak di jaman saya kan,” tak lepas dari peran Probosutedjo mempersiapkan jalan bagi keluarga Soeharto.

Berkat mantra kesuksesan Orde Baru lewat kaos dan sticker bergambar Suharto dan kehadiran langsung Mbak Tutut mendukung kampanye Mbak Titiek rupanya memudahkan calon pemilih memperoleh clue (penanda) yang diperlukan untuk merangkum seluruh informasi yang diperlukan untuk memilih Titiek.

Hasilnya, kerinduan pada Orde Baru akan kondisi Gemah Ripah Loh Jinawi Tata Tentrem Kerta Raharja dari orang-orang Yogyakarta mengantarkan Mbak Titiek berkantor di Senayan untuk periode 2014-2019 setelah meraup 61.655 suara.

Menjadi wakil rakyat tanpa kiprah yang mencuat, tiba-tiba di tengah panasnya Pilkada DKI 2017 dan menjelang Pemilu 2019, Mbak Titiek sebagai penerus dinasti politik Cendana secara mengejutkan bersandar pada pilihan yang bertentangan dengan keberpihakan Partai Golkar dalam Pilkada DKI.

Kejutan lain adalah kehadiran Tommy Soeharto dalam haul Supersemar yang dihiasi cemoohan terhadap Djarot rupanya berujung pada anjang sana cagub Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada Probosutedjo.

Pertemuan yang dilakukan pada 15 Maret malam itu, dengar punya dengar, adalah permintaan maaf Probosutedjo, sebagai pihak yang dituakan oleh keluarga Cendana atas tindakan yang menimpa Djarot selaku tamu yang diundang panitia haul.

Menariknya, sebagai pihak yang lebih muda, pihak Ahok memilih untuk bertamu. Sebuah strategi yang bertolak belakang dengan upaya pihak Anies-Sandi secara jelas mempertautkan diri dengan Cendana, Ahok justru memilih untuk mengkonfirmasi secara resmi pertemuannya dengan sosok di balik kembalinya dinasti politik Orde Baru sebagai sekadar kunjungan kepada orang tua dan bermasalah dengan kesehatan.

Sebagai pilkada berbau Pilpres, bak sedang bermain kartu, tebaran kartu-kartu yang kini dipegang dua cagub-cawagub beserta tokoh-tokoh partai di belakangnya perlahan sedang menyusun kartu terbaiknya. Semoga bukan kartu mati yang dipilih!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com