Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekerasan terhadap Perempuan Paling Banyak Terjadi di DKI Jakarta

Kompas.com - 07/03/2017, 22:43 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komnas Perempuan mencatat bahwa kekerasan terhadap perempuan masih kerap terjadi sepanjang 2016, di seluruh provinsi di Indonesia.

Lembaga layanan mitra Komnas Perempuan mencatat terjadi 13.602 kekerasan yang dialami perempuan. Pulau Jawa masuk dalam tiga besar tempat terjadinya kekerasan terhadap perempuan.

DKI Jakarta menempati posisi pertama dengan 2.552 kasus. Kemudian, disusul oleh Jawa Timur 1.635 kasus, Jawa Barat 1.377 kasus, dan Jawa Tengah 1.123 kasus.

Ketua Subkomisi Pemantauan Komnas Perempuan Indraswari mengatakan, kekerasan terhadap perempuan tidak memiliki keterkaitan dengan status ekonomi maupun tingkat pendidikan. Kekerasan itu terjadi di semua golongan masyarakat.

"Kalau kita bicara kekerasan, lintas ekonomi, sosial budaya. Tidak terkait dengan semakin tinggi pendidikan, status sosial dan ekonomi maka kekerasan turun," kata Indraswari di gedung Komnas Perempuan, Jakarta, Selasa (7/3/2017).

Indraswari mengatakan, Komnas Perempuan menerima laporan pengaduan kekerasan dari berbagai macam golongan, mulai dari ekonomi, usia, agama, etnis, pendidikan, dan profesi.

Menurut Indraswari, kekerasan tersebut terjadi karena adanya ketimpangan relasi gender antara laki-laki dengan perempuan. Perempuan dianggap berada pada posisi di bawah laki-laki.

Dari 13.602 kasus kekerasan yang terjadi, 75 persen atau 10.205 kasus kekerasan terjadi di ranah personal, yakin kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Sisanya dilakukan di ranah komunitas dengan 23 persen atau 3.092 kasus, dan ranah negara dengan 305 kasus.

"Di komunitas, perkosaan paling tinggi. Terjadi juga di lapangan kerja, dalam pendidikan, dialami buruh migran," ujar Indraswari.

Kompas TV Menjelang peringatan Hari Perempuan Internasional pada tanggal 8 Maret, sejumlah lembaga perempuan melakukan aksi "women's march" atau parade perempuan bersatu di Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com