JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol Hamidin menuturkan bahwa pihaknya ikut memantau dugaan aliran dana dari Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) ke Turki.
Berdasarkan klaim media asing di Suriah, dana tersebut ada hubungannya dengan ISIS.
"Kami masih terus memonitor terkait persoalan itu," ujar Hamidin saat dihubungi Kompas.com, Kamis (23/2/2017).
Meski demikian, Hamidin belum bisa menyampaikan fakta-fakta dari hasil penelusuran tersebut.
"Hasilnya mungkin sudah, tetapi belum ada arahan dari Pak Kepala (BNPT) untuk disampaikan," kata Hamidin.
(Baca: Polri Ungkap Adanya Transfer Dana dari GNPF-MUI ke Turki)
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian sebelumnya mengungkapkan adanya indikasi pengiriman dana dari GNPF-MUI ke Turki.
Polisi kini masih mendalami tujuan transfer dana tersebut. Diduga, transfer uang itu berkaitan dengan kasus dugaan penyalahgunaan dana Yayasan Keadilan untuk Semua.
Tito menyebutkan, Ketua Yayasan Adnin Armas memberikan kuasanya kepada Ketua GNPF-MUI, Bachtiar Nasir.
Bachtiar kemudian menguasakannya lagi kepada pegawai BNI Syariah, Islahudin Akbar, untuk menarik uang.
Menurut Undang-Undang Perbankan, kata Tito, pemberian kuasa tak boleh diberikan hingga dua kali.
(Baca: Kapolri Sebut Ketua Yayasan Keadilan untuk Semua Jadi Tersangka)
"IL menarik (dana) di atas Rp 1 miliar kemudian diserahkan kepada Bachtiar Nasir. Sebagian digunakan untuk kegiatan, sebagian lagi kami melihat dari slip transfer, dikirim ke Turki," ujar Tito dalam rapat kerja Polri dengan Komisi III di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (22/2/2017).
"Ini yang kami dalami. Yang ke Turki ini untuk apa kegiatannya? Apa hubungannya bisa sampai ke Suriah?" sambungnya.
Kepolisian semakin serius untuk mendalami temuan tersebut lantaran berdasarkan klaim media asing di Suriah, dana tersebut terkait dengan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).