"Reach out" dilanjutkan
Andreano mengatakan, program "reach out" bagus karena merupakan bentuk kehadiran negara, yang tidak hanya di KBRI, tetapi bisa juga dengan mendatangi tempat-tempat TKI di luar perwakilan.
"Kami akan tetap melaksanakan program ini dengan penyesuaian. Dulu saat 2009 program reach out dimulai, Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) belum ada. Sekarang SIMKIM sudah ada, tentu ini berpengaruh pada proses reach out," katanya.
Dia menegaskan, pihaknya juga akan melakukan perubahan SOP. Sebagai contoh, mereka hanya akan melakukan reach out terhadap TKI secara langsung, yang dipekerjakan langsung oleh perusahaan-perusahaan di Malaysia agar mudah mengontrolnya.
"Harap diingat, kejadian ini di luar KBRI, bukan di dalam KBRI," katanya.
Sehubungan dengan kasus tersebut, pihaknya sudah berkomunikasi dan menyemangati staf KBRI Kuala Lumpur.
"Jangan sampai kasus ini jadi alasan untuk menggeneralkan kalau semua staf KBRI Kuala Lumpur buruk. Dalam waktu dekat, kami akan kumpulkan untuk memberi penjelasan," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.