Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Kenapa BJ Habibie Tidak Lagi Memakai Batik?

Kompas.com - 24/01/2017, 13:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

KOMPAS.com — Senyum itu menular. Daya tularnya luas. Tidak hanya di antara mereka yang menyaksikan senyum itu langsung, tetapi juga di antara mereka yang melihat senyum itu lewat foto atau video misalnya. Hal itu saya alami pekan lalu.

Senyum itu hadir saat Presiden RI Joko Widodo dan Presiden ke-3 RI BJ Habibie berjalan dalam pertemuan sekitar dua jam di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (19/1/2017). Menatap senyum itu, saya lantas ikut tersenyum.

Baca JugaIni yang Dibahas Jokowi dan Habibie di Istana

Usai pertemuan itu, Jokowi mengantar Habibie keluar Istana Merdeka. Mereka berjalan berdampingan. Menuruni tangga Istana Merdeka, Habibie yang tahun ini akan berusia 81 tahun memegang lengan kiri Jokowi. Lengan kanan Habibie dipegang seorang anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). 

Selama perjalanan keluar Istana Merdeka yang menghadap Monumen Nasional (Monas), Jokowi dan Habibie masih bercakap-cakap ringan sambil banyak tersenyum dan sesekali tertawa. Juga saat keduanya akan berpisah.

Di jalan sisi barat samping di depan tangga Istana Merdeka tempat biasa Presiden menerima atau melepas tamu negara, Habibie masih memegang tangan kiri Jokowi sebelum berpisah. Tangan kiri Jokowi yang dibalut batik coklat lengan panjang yang digulung dipegang dua tangan Habibie.

Habibie yang selalu mengenakan peci hitam tersenyum, sementara Jokowi terkekeh. Senyum kedua pemimpin ini menular, juga bagi mereka yang melihat foto atau videonya. 

Tidak ada pernyataan resmi dari kedua pemimpin ini seusai pertemuan. Secara ringkas, usai pertemuan, Jokowi mengapresiasi Habibie yang terus memikirkan bangsa Indonesia pada usia 80 tahun. Habibie disebut gembira dan segar bugar oleh Jokowi. Jokowi berdoa agar Habibie tetap sehat dan memberikan sumbangsih pemikiran untuk bangsa Indonesia.

Baca Juga: Jokowi: 80 Tahun, Pak Habibie Masih Memikirkan Bangsanya

Habibie tidak memberi pernyataan seusai pertemuan dengan Jokowi itu. Namun, penampilan Habibie adalah pernyataan yang menunjukkan konsistensi pembelaannya. Bukan soal siapa yang ditemui Habibie, melainkan soal apa yang dikenakan Habibie adalah ungkapan konsistensi pembelaannya.

Kompas/Wisnu Nugroho Presiden ke-3 Republik Idonesia BJ Habibie duduk bersebelahan dengan sahabatnya seorang filsuf Franz Magnis Suseno saat pembukaan Festival Habibie di Museum Nasional, Jakarta, Kamis (11/8/2016).
Apa dan siapa yang dibela Habibie? Di panggung acara pembukaan Festival Habibie di Museum Nasional, Jakarta, Kamis (11/8/2016), Habibie menjelaskan kenapa dirinya tidak memakai batik.

Tiga hari sebelum Festival Habibie itu, saat peresmian gedung baru Rumah Sakit Khusus Ginjal Ny RA Habibie di Jalan Tubagus Ismail, Bandung, Habibie menjelaskan juga alasannya tidak lagi memakai batik.

Baca Juga: Habibie: Sudah Cukup Selalu Pakai Batik, Pakai Lurik Dong...

Menurut Habibie yang memelihara kumis setelah tidak lagi menjabat sebagai Presiden, batik tidak lagi dikenakannya karena pemakainya sudah banyak sekali. Batik makin populer terutama sejak resmi dimasukkan dalam 76 warisan budaya tak benda oleh UNESCO tahun 2009.

Pengakuan ini kemudian dijadikan pijakan untuk menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. Hari Batik Nasional menjadi momentum kebangkitan kembali batik dan tentunya ekonomi rakyat yang mengusahakannya.

Di Festival Habibie yang dihadiri banyak anak muda dan Habibie menyebut dirinya Eyang, Habibie menjelaskan lurik hijau tua yang dia kenakan dan lurik-lurik lain yang akan terus dikenakannya. Habibie mengaku rela menjadi dressman untuk lurik yang bisa punah karena tidak lagi dikenakan untuk pakaian sehari-hari.

Keinginan membela kain lurik agar tetap lestari dan berkembang didasarkan pada pengalaman Habibie saat pergi ke Yogyakarta dan mencari lurik. Pedagang yang ditanya Habibie menjawab tidak lagi menjual lurik karena pengusahanya sudah bangkrut. Pemakai lurik tidak banyak lagi dan kalau pun ada umumnya orang-orang tua.

Setelah berupaya mencari lurik dengan minta bantuan orang lain dan mendapatkannya, Habibie tidak memakai batik, tetapi bertekad memakai lurik di acara-acara resmi. Saat terakhir bertemu Jokowi, lurik coklat keemasan dikenakan.

Menurut Habibie, jika lurik makin banyak dipakai, sistem budaya dan ekonomi yang menopang lurik, terutama di desa-desa yang jauh, akan hidup dan berkembang. Habibie tidak ingin produk budaya Indonesia yang dicintainya seperti lurik punah, tetapi berkembang dan lestari.

Untuk keinginan menghidupi budaya Indonesia ini, Habibie konsisten melakoni. 

Masih banyak dan beragam produk budaya di negeri yang kita cintai ini. Mari kita rawat dan mencintai dengan memberinya tempat di kehidupan kita sehari-hari. Habibie dengan luriknya telah memberi contoh soal ini.

Semoga kita yang mencintai negeri ini dan mendapat senyum Eyang Habibie tertulari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com