Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menaker Yakin Ada Pihak yang Mengolah Isu TKA Ilegal Menjadi Isu SARA

Kompas.com - 23/01/2017, 15:43 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri meyakini ada pihak-pihak yang sengaja mengolah isu masuknya 10 juta tenaga kerja asing (TKA) asal China sehingga bermuatan politik dan bersinggungan dengan persoalan SARA.

Hanif mengatakan, isu tersebut sengaja disebar untuk menggoyahkan posisi pemerintah dan menghambat program-program pembangunan.

Sebab, isu TKA ilegal kemudian bergeser pada sentimen atau kebencian pada etnis tertentu.

Menurut Hanif, isu TKA asal China sudah tiga kali muncul sejak awal pemerintahan Presiden Joko Widodo.

"Faktanya memang ada TKA, tapi diolah sedemikian rupa menjadi isu SARA dan politik. Makanya ini lebih ke provokasi," ujar Hanif dalam diskusi bertajuk 'SARA, Radikalisme dan Prospek Ekonomi Indonesia 2017' di Graha CIMB Niaga, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (23/1/2017).

Hanif menegaskan bahwa jumlah total TKA tidak mencapai 10 juta orang meski saat ini pemerintah terbuka dengan aliran investasi dari luar negeri.

Berdasarkan catatan Hanif, jumlah total TKA pada tahun 2011 mencapai 72.000 orang. Jumlah tersebut meningkat pada akhir tahun 2016 yakni sekitar 74.000 orang.

Oleh sebab itu, Hanif merasa heran bila isu TKA asal China kembali berhembus kendati peningkatan jumlahnya tidak signifikan jika dibandingkan pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

"Angkanya ya segitu-gitu saja. Jumlah TKA tidak signifikan jika dibandingkan dengan TKI di luar negeri," ujar dia.

Pada kesempatan yang sama, staf ahli Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Bobby Harafinus mengatakan, maraknya isu SARA belakangan ini memberi dampak pada sektor perekonomian meski tidak perlu dikhawatirkan.

Hal tersebut bisa dilihat dari adanya perubahan di pasar keuangan dan pasa modal saat terjadinya aksi unjuk rasa oleh sekelompok organisasi kemasyarakatan pada 4 November 2016 dan 2 Desember 2016.

Meskipun aksi tersebut diklaim murni tuntutan sekelompok masyarakat terkait kasus dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, namun tidak dimungkiri ada penyebaran isu negatif berbau SARA melalui media sosial.

"Isu SARA dan radikalisme berdampak terhadap pasar keuangan. Mulai peristiwa bom Thamrin, unjuk rasa 411 dan 212. Perubahan yang menyolok itu di pasar modal. Memang belum berpengaruh secara umum terhadap perekonomian Indonesia," ujar Bobby.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com