Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/01/2017, 19:27 WIB

Oleh: René L Pattiradjawane

Akibat perilaku melecehkan tentara khusus Australia (SAS) terhadap seorang letnan yang bertugas mengajar bahasa Indonesia di sana, kerja sama militer antara TNI dan Angkatan Bersenjata Australia secara sepihak dihentikan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

Insiden di Swanborne (markas SAS dekat kota Perth), sesuai jalur komandonya, dilaporkan letnan pengajar bahasa Indonesia kepada Atase Pertahanan (Athan) RI di Canberra pada 11 November 2016.

Yang dilaporkan terkait pertanyaan siswa SAS pada bahan bacaan "Lesson 9-03C Vocabulary Army Reinforcement" tentang biografi mantan Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) Sarwo Edhie Wibowo ketika penugasannya menumpas komunis pada 1965 dan menjabat Pangdam XVII di Irian Barat pada 1967.

Dalam laporannya, Athan RI di Canberra menilai, bahan materi pelajaran bahasa di Swanborne tersebut bisa menimbulkan sikap dan interpretasi yang bertolak belakang dengan keadaan TNI.

Dan, secara keseluruhan, para siswa SAS dinilai memberikan penilaian negatif terhadap TNI, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pancasila secara keseluruhan.

Keberatan atas materi pelajaran ini sudah disampaikan kepada Resimen SAS Australia dan mereka telah mengajukan permohonan maaf dan berjanji menghilangkan materi yang menjadi keberatan tersebut.

Namun, ketika terungkap ada bahan pelajaran tentang ideologi Pancasila yang tertulis "Pancagila", Athan RI merasa perlu klarifikasi resmi kepada pihak Angkatan Bersenjata Australia (Australian Defence Force/ADF).

Entah bagaimana, persoalan penghentian sementara kerja sama militer RI-Australia ini menjadi isu hangat di jejaring media sosial.

Padahal, korespondensi para petinggi militer kedua negara dilakukan, termasuk surat kepada Panglima ADF Marsekal Mark Binskin kepada Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

Pihak ADF menyatakan penyesalan atas insiden yang disaksikan letnan pengajar bahasa Indonesia ini.

Namun, Asisten Pengamanan Kasad TNI yang membalas surat Kepala Staf AD Australia yang juga menyatakan penyesalan mendalam menyatakan protes atas insiden.

Selain itu, juga dinyatakan, apabila insiden seperti itu tidak diperbaiki, TNI AD akan menghentikan semua kerja sama militer kedua negara.

Pertanyaan

Menilik korespondensi kedua belah petinggi angkatan darat ini, terlihat sederhana.

Pertanyaannya, apakah insiden itu dirancang sebagai tolok ukur seberapa sensitif TNI AD atas masalah-masalah ini atau memang persoalan tersebut murni insiden dalam kelas pelajaran bahasa? Sulit menentukan.

Menariknya, persoalan ini baru mencuat ke publik sekitar satu bulan setelah kejadian. Insiden itu juga harus membuat Presiden RI Joko Widodo, Menko Polhukam Wiranto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengeluarkan pernyataan. Apa yang sebenarnya terjadi?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Nasional
Kuasa Hukum Caleg Jawab 'Siap' Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Kuasa Hukum Caleg Jawab "Siap" Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Nasional
Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Nasional
Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Nasional
Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Nasional
Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Nasional
Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com