Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Juru Bicara Komisi Yudisial Asep Rahmat Fajar Tutup Usia

Kompas.com - 04/01/2017, 11:13 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Mantan Juru Bicara Komisi Yudisial Asep Rahmat Fajar tutup usia, Rabu (4/1/2016) pagi.

Pria yang saat ini menjadi salah satu tenaga ahli Kantor Staf Kepresidenan itu meninggal dunia akibat stroke yang dialaminya.

"Sakit karena stroke (sejak) dua hari lalu di rumah. Yang bersangkutan tidak ada riwayat stroke. Serangan strokenya mendadak," ujar peneliti Indonesia Legal Roundtable (ILR) Erwin Natosmal Oemar kepada Kompas.com, Rabu.

Almarhum saat ini masih disemayamkan di rumah duka yang terletak di Pangkalan Jati V Nomor 9, RT 02/RW 05, Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur.

Menurut rencana, jenazah akan dikebumikan di tempat pemakaman umum Menteng Pulo, Jakarta, setelah shalat dzuhur, Rabu siang.

Semasa hidup, Asep dikenal sebagai orang yang memiliki kontribusi besar terhadap gerakan pembaharuan peradilan pascareformasi.

"Salah satu rekam jejaknya dengan mendirikan Masyarakat Pemantau Peradilan FH UI, dan ketua pertamanya," ujar Erwin.

Selain itu, Erwin menambahkan, Asep juga kerap ditunjuk sebagai juru bicara dalam koalisi pemantau peradilan. Hingga akhir hayatnya, Asep masih berstatus sebagai salah satu peneliti ILR.

"Pak Asep orang yang hangat, humble (sederhana) dan mudah bergaul. Tidak hanya dikenal sebagai aktivis peradilan, bagi aktivis yang berkecimpung di isu di luar peradilan, ia juga dikenal baik," kata Erwin.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com