Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 7 Peristiwa Penyanderaan WNI Sepanjang Tahun Ini

Kompas.com - 20/12/2016, 07:53 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

5. Satu WNI diculik di Kinabatangan

Seorang WNI, Herman bin Manggak, diculik di wilayah Kinabatangan, Sabah, Malaysia pada Rabu (3/8/2016) pukul 16.00 waktu setempat.

Wilayah itu berdekatan dengan wilayah perbatasan laut Filipina. Herman merupakan kapten kapal nelayan penangkap udang Malaysia.

Selain Herman, dua ABK sempat ikut diculik namun telah dibebaskan.

Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemenlu, Lalu Muhammad Iqbal mengatakan Herman telah dibebaskan dan menjalani proses pemulihan trauma di KJRI Davao.

6. Penculikan Dua WNI di Perairan Sabah

Dua orang WNI diculik di Perairan Sabah pada Sabtu (5/11/2016).

Keduanya menahkodai kapal yang berbeda, yaitu kapal SK 00520 F dan SN 1154/4F.

Mereka berasal dari Buton, Sulawesi Tenggara dan bekerja secara legal di kapal penangkap ikan Malaysia.

7. Dua WNI diculik di Sabah

Dua WNI diculik di perairan Sabah saat tengah mencari ikan bersama 18 rekannya dalam kapal bernomor VW 1738 pada Sabtu (19/11/2016).

Kapal itu milik sebuah perusahaan perikanan di Sabah, Malaysia. Mereka adalah Safaruddin selaku kapten kapal dan Sawal sebagai ABK.

Kedua WNI itu merupakan warga Desa Tallu Banua, Kecamatan Sendana, Mejene, Sulawesi Barat.

Menhan Ryamizard mengaku jengkel atas kembali terjadinya peristiwa penculikan.

Sebab, pemerintah telah mengimbau agar tidak melintasi perairan yang dijadikan aksi penculikan.

Mereka terpantau berada di Perairan Sulu, Sulawesi Selatan. Hingga kini, belum diketahui nasibnya.

WNI yang disandera di Somalia selama 4,5 tahun bebas

Berbeda dengan rentetan peristiwa penculikan oleh kelompok Abu Sayyaf, pada tahun ini, pemerintah juga berhasil mengembalikan empat WNI yang disandera selama empat setengah tahun.

Mereka disandera oleh perompak Somalia. kepada keluarganya setelah disandera lebih dari empat tahun di Somalia.

Pundi uang kelompok Abu Sayyaf

Lantas, berapa banyakkah uang yang berhasil dikumpulkan oleh kelompok Abu Sayyaf?

Berdasarkan laporan keamanan Filipina yang dilansir oleh kantor berita Associated Press (AP), pada Kamis (28/10/2016), sepanjang semester I 2016, kelompok Abu Sayyaf mengantongi uang tebusan 353 juta peso atau sekitar Rp 95 miliar dari aksi-aksi penculikan.

Laporan tersebut tidak dipublikasi, namun kantor berita AP menyatakan, laporan itu diperlihatkan kepada seorang wartawannya.

Selama enam bulan pertama 2016, Abu Sayyaf melaksanakan 32 aksi pengeboman, meningkat 68 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Para militan diperkirakan memiliki lebih dari 400 pucuk senjata api dan berhasil melakukan sejumlah pelatihan teroris meski sedang menghadapi serangan militer Filipina terus menerus.

Menurut laporan tersebut, aksi-aksi penculikan itu memungkinkan Abu Sayyaf mendapat cukup dana untuk membeli senjata api serta amunisi.

Diperkirakan, sebagian besar dana yang mencapai 353 juta peso adalah uang tebusan yang diterima Abu Sayyaf dari Januari sampai Juni tahun ini dari pertukaran atau pembebasan 14 sandera Indonesia dan 4 awak kapal Malaysia.

Laporan itu menyebutkan, para sandera diculik Abu Sayyaf dan ditahan di daerah hutan di provinsi Sulu.

Untuk pembebasan seorang wanita Filipina yang diculik tahun lalu dengan dua orang Kanada dan Norwegia dari sebuah resor wisata mewah, para militan disebutkan mengantongi uang tebusan sampai 20 juta peso, atau senilai 413.000 dolar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Sebut Impor Beras Tak Sampai 5 Persen dari Kebutuhan

Jokowi Sebut Impor Beras Tak Sampai 5 Persen dari Kebutuhan

Nasional
Megawati Cermati 'Presidential Club' yang Digagas Prabowo

Megawati Cermati "Presidential Club" yang Digagas Prabowo

Nasional
Anwar Usman Dilaporkan ke MKMK, Diduga Sewa Pengacara Sengketa Pileg untuk Lawan MK di PTUN

Anwar Usman Dilaporkan ke MKMK, Diduga Sewa Pengacara Sengketa Pileg untuk Lawan MK di PTUN

Nasional
Pascaerupsi Gunung Ruang, BPPSDM KP Lakukan “Trauma Healing” bagi Warga Terdampak

Pascaerupsi Gunung Ruang, BPPSDM KP Lakukan “Trauma Healing” bagi Warga Terdampak

Nasional
Momen Jokowi Bersimpuh Sambil Makan Pisang Saat Kunjungi Pasar di Sultra

Momen Jokowi Bersimpuh Sambil Makan Pisang Saat Kunjungi Pasar di Sultra

Nasional
Jokowi Jelaskan Alasan RI Masih Impor Beras dari Sejumlah Negara

Jokowi Jelaskan Alasan RI Masih Impor Beras dari Sejumlah Negara

Nasional
Kecelakaan Bus di Subang, Kompolnas Sebut PO Bus Bisa Kena Sanksi jika Terbukti Lakukan Kesalahan

Kecelakaan Bus di Subang, Kompolnas Sebut PO Bus Bisa Kena Sanksi jika Terbukti Lakukan Kesalahan

Nasional
Jokowi Klaim Kenaikan Harga Beras RI Lebih Rendah dari Negara Lain

Jokowi Klaim Kenaikan Harga Beras RI Lebih Rendah dari Negara Lain

Nasional
Layani Jemaah Haji, KKHI Madinah Siapkan UGD dan 10 Ambulans

Layani Jemaah Haji, KKHI Madinah Siapkan UGD dan 10 Ambulans

Nasional
Saksi Sebut Kumpulkan Uang Rp 600 juta dari Sisa Anggaran Rapat untuk SYL Kunjungan ke Brasil

Saksi Sebut Kumpulkan Uang Rp 600 juta dari Sisa Anggaran Rapat untuk SYL Kunjungan ke Brasil

Nasional
Soal Posisi Jampidum Baru, Kejagung: Sudah Ditunjuk Pelaksana Tugas

Soal Posisi Jampidum Baru, Kejagung: Sudah Ditunjuk Pelaksana Tugas

Nasional
KPK Diusulkan Tidak Rekrut Penyidik dari Instansi Lain, Kejagung Tak Masalah

KPK Diusulkan Tidak Rekrut Penyidik dari Instansi Lain, Kejagung Tak Masalah

Nasional
Jokowi Tekankan Pentingnya Alat Kesehatan Modern di RS dan Puskesmas

Jokowi Tekankan Pentingnya Alat Kesehatan Modern di RS dan Puskesmas

Nasional
100.000-an Jemaah Umrah Belum Kembali, Beberapa Diduga Akan Berhaji Tanpa Visa Resmi

100.000-an Jemaah Umrah Belum Kembali, Beberapa Diduga Akan Berhaji Tanpa Visa Resmi

Nasional
KPU Bantah Lebih dari 16.000 Suara PPP Hilang di Sumut

KPU Bantah Lebih dari 16.000 Suara PPP Hilang di Sumut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com