Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kata Ali Imron soal Pelibatan TNI dalam Revisi UU Antiterorisme

Kompas.com - 07/12/2016, 07:39 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Pro dan kontra mengenai pelibatan TNI di dalam pembahasan revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, turut menjadi perhatian dari mantan narapidana kasus terorisme, Ali Imron.

Saat Seminar Nasional bertema "Preventive Justice dalam Antisipasi Perkembangan Ancaman Terorisme di Jakarta, Selasa (6/12/2016), mantan anggota kelompok Jamaah Islamiyah itu menyampaikan usulannya terkait revisi tersebut.

"Ada dua hal yang saya koreksi. Ketika TNI dilibatkan lagi, misalkan ikut menangkap-nangkap, nanti terjadi seperti dulu," kata Ali.

Menurut dia, salah satu alasan sejumlah orang pada saat itu belajar militer ke Akademi Militer Mujahiddin di Afghanistan, yaitu lantaran keterlibatan TNI di dalam peristiwa Talangsari, Lampung 1989 dan peristiwa Tanjung Priok 1984.

"Di Talangsari, Lampung, itu kawan kami sudah berhasil menguasai M16, tapi tidak bisa menggunakan jadi tidak bisa menembak TNI. Akhirnya kami belajar ke Afghanistan," ujarnya, sambil tertawa.

Ia menuturkan, jika TNI dilibatkan untuk menangkap teroris, dikhawatirkan justru akan menimbulkan rasa sakit hati di antara para pelaku pidana terorisme.

Namun, ada persoalan lain jika TNI tidak dilibatkan.

"Kalau TNI tidak dilibatkan sama sekali, nanti jadi celah kawan-kawan teroris ini untuk memisahkan, atau mengadudomba TNI sama Polri," ucap Ali.

"Di antaranya yang disampaikan Santoso beberapa tahun yang lalu, ‘nantang polisi, nantang Densus, tapi TNI jangan ikut-ikut’. Itu adalah opini dari kawan-kawan kami untuk membenturkan Polri dan TNI," kata dia.

Ali mengungkapkan, dirinya memiliki kepentingan besar untuk membantu pemerintah dalam memberantas praktik terorisme.

Ia tak menampik, masih menginginkan Indonesia menjadi negara islam. Namun, bukan dengan cara-cara yang dilakukan para teroris.

Kompas TV Kepala BNPT: Tidak Gampang Atasi Terorisme- Satu Meja
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com