JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah memberikan santunan kepada korban bom molotov di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur.
Pemerintah sudah mengirimkan tim untuk bertemu dengan keluarga korban.
"BNPT sudah koordinasi dengan Menko Polhukam untuk datang ke Samarinda memberikan santunan kepada anak-anak kita yang atau menjadi korban aksi itu," kata Menko Polhukam Wiranto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (18/11/2016).
Satu korban meninggal dunia dalam peristiwa pelemparan bom molotov adalah Intan Olivia Marbun yang baru berusia 2,5 tahun.
Tiga balita lainnya mengalami luka-luka yakni Alvaro Aurelius Tristan Sinaga (4), Triniti Hutahaya (3) serta Anita Kristabel Sihotang (2).
"Ini sangat brutal karena yang korban anak-anak kecil," kata Wiranto.
Ia enggan menyebutkan berapa jumlah santunan yang diberikan pemerintah kepada korban.
Wiranto hanya memastikan bahwa jumlah santunan itu cukup untuk meringankan beban korban.
"Cukup lah untuk merawat mereka dan tidak memberatkan," kata dia.
Wiranto menambahkan, ke depannya pemerintah bersama DPR akan mengatur santunan bagi korban dalam Undang-undang Anti Terorisme yang saat ini tengah direvisi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.