JAKARTA, KOMPAS.com – Anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya mengatakan, kemenangan Presiden Amerika terpilih, Donald Trump, sejak awal telah diprediksi banyak kalangan.
Ketidaksiapan warga AS untuk dipimpin seorang perempuan, menurut dia, menjadi alasan mengapa Hillary Clinton kalah di dalam proses pemilihan.
"Tren warga dunia yang menginginkan pemimpin yang tidak anti-mainstream, ditambah dengan fakta masih belum siapnya rakyat Amerika dipimpin presiden perempuan membuat posisi Trump diuntungkan," ujar Tantowi dalam pesan singkat, Rabu (9/11/2016).
Di lain pihak, ia mengatakan, kemenangan Trump tidak terlepas dari kepiawaian pengusaha itu dalam menjaga dukungan dari negara-negara bagian yang sejak awal menjadi pendukung Partai Republik.
"Di sisi lain, Clinton tidak berhasil menjaga basis pendukungnya di Blue State (negara bagian pendukung Partai Demokrat). Banyak warga Blue State yang justru memilih Trump," ujarnya.
Lebih jauh, ia menilai kemenangan Trump memberikan keuntungan tersendiri bagi Indonesia. Selain dalam hal kemitraan strategis untuk menjaga stabilitas keamanan di kawasan, juga dapat memberikan peran besar di dalam proses perdamaian di Timur Tengah.
"Di bidang ekonomi, Trump akan meyakinkan banyak investor untuk berinvestasi di Indonesia, karena dia sendiri mempunyai investasi di Indonesia. Sebagai businessman, pastilah dia tidak akan melakukan hal-hal bodoh yang akan berdampak secara ekonomi," kata dia.
Trump resmi terpilih sebagai presiden ke-45 Amerika Serikat usai mengungguli Hillary Clinton.
Kemenangan tersebut menjadikan Trump sebagai orang pertama tanpa pengalaman politik yang diberi mandat sebagai presiden negeri Paman Sam.
Kemenangan Trump dipastikan pada Rabu (9/11/2016) pukul 02.30 dini hari waktu bagian timur AS.
Sejumlah lembaga survei memproyeksikan kemenangan Trump di negara bagian Wisconsin yang memberikan 270 electoral votes yang diperlukan Trump untuk menjadi penghuni baru Gedung Putih.